Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Jumat (26/8/2022) ke bawah level psikologis US$1.750, setelah pidato Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell yang bernada hawkish.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok 21,60 poin atau 1,22 persen ke level US$1.749,80 per troy ounce. Sepanjang pekan, emas Desember merosot 0,70 persen.
Dalam Simposium Tahunan Bank Sentral Jackson Hole pada Jumat (26/8/2022), Powell mengindikasikan bahwa bank sentral akan berupaya menurunkan inflasi sampai pada tingkat yang baik.
Dia juga mengatakan bahwa mengurangi inflasi kemungkinan akan membutuhkan periode pertumbuhan di bawah tren yang berkelanjutan, menyebabkan rasa sakit bagi bisnis dan individu di masa depan.
Powell mengatakan para pembuat kebijakan di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memiliki "fokus menyeluruh" untuk membawa inflasi kembali ke target tahunan bank sentral 2,0 persen.
“Kami mengambil langkah tegas dan cepat untuk memoderasi permintaan agar lebih selaras dengan pasokan, dan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali. Kami akan terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai,” kata Powell seperti dilansir Antara, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga
Pidato Powell mendorong dolar AS menguat, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,31 persen menjadi 108,8060 yang meredam daya tarik emas.
Data ekonomi yang dirilis pada Jumat (26/8/2022) juga menekan emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, barometer lain yang digunakan Federal Reserve untuk target inflasinya, turun 0,1 persen pada Juli dari bulan sebelumnya, angka negatif pertama sejak dimulainya pandemi.
Sementara itu Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan naik menjadi 58,2 dalam survei Agustus 2022, dari 51,5 pada Juli.