Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Wabah PMK, Kinerja Widodo Makmur (WMPP) Menurun

Kinerja emiten peternakan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) sepanjang semester I/2022 mengalami penurunan akibat wabah PMK.
Manajemen Widodo Makmur Perkasa Holding dan Manajemen Fuji Electric berpose usai meneken kesepakatan awla kerja sama pembangunan pabrik pakan Ngawi di Jakarta, (8/7/2020)./widodomakmur
Manajemen Widodo Makmur Perkasa Holding dan Manajemen Fuji Electric berpose usai meneken kesepakatan awla kerja sama pembangunan pabrik pakan Ngawi di Jakarta, (8/7/2020)./widodomakmur

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten peternakan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) sepanjang semester I/2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu, di tengah tantangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi dan kenaikan harga komoditas bahan baku pakan.

Selama Januari—Juni 2022, penjualan neto WMPP mencapai Rp2,17 triliun, turun 19,63 persen dibandingkan dengan Rp2,70 triliun di semester I/2021.

Penurunan penjualan WMPP terutama dipicu oleh turunnya pendapatan dari segmen sapi. Pada semester I/2021, penjualan sapi mencapai Rp845 miliar, tetapi kemudian turun menjadi Rp435,51 miliar di semester I/2022.

Penjualan daging dan daging olahan juga terkoreksi 20,69 persen menjadi Rp282,40 miliar dari sebelumnya Rp356,11 miliar.

Terkontraksinya penjualan, ditambah dengan naiknya beban lain-lain berimbas pada penurunan laba bersih WMPP. Selama paruh pertama 2022, laba bersih periode berjalan WMPP turun 88,42 persen menjadi Rp14,54 miliar dibandingkan dengan Rp125,70 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pada saat yang sama, WMPP mencatatkan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,01 miliar.

Manajemen WMPP melalui keterangan resmi menyebutkan operasional perusahaan yang terintegrasi serta diferensiasi lini bisnis yang luas mendorong performa finansial tetap kuat di tengah tantangan industri peternakan dalam beberapa bulan terakhir.

Wabah PMK telah memengaruhi konsumsi daging sapi nasional secara umum, di mana terjadi penurunan produksi di rumah potong hewan (RPH) di kota-kota besar di Indonesia lebih dari 40 persen.

Selain itu, kenaikan harga pakan unggas secara nasional juga turut mendepresiasi laba WMPP dan berdampak pada menurunnya laba perusahaan secara umum dibandingkan dengan  tahun sebelumnya pada periode yang sama. Namun kondisi tersebut diprediksi tidak berlangsung lama sejalan dengan program vaksinasi sapi dari pemerintah dan upaya stabilisasi harga pakan ternak nasional.

Chief Executive Officer Widodo Makmur Perkasa Tumiyana menjelaskan bahwa paruh pertama 2022 merupakan tahun yang menantang bagi industri peternakan secara umum, terutama meningkatnya biaya operasional WMPP.

Adanya wabah PMK mendorong WMPP menerapkan biosecurity sebagai sebuah protokol wajib untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan luar. Selain itu, naiknya harga pakan unggas juga meningkatkan beban biaya operasional secara umum.

“Perusahaan melihat kondisi saat ini sebagai sebuah peluang ke depannya. Adanya penurunan konsumsi daging sapi saat ini akibat wabah PMK akan menyebabkan berkurangnya stok daging sapi di masyarakat beberapa bulan ke depan, sehingga penjualan daging sapi diprediksi akan kembali rebound,” kata Tumiyana, Jumat (26/8/2022).

Tumiyana juga menambahkan bahwa lini bisnis unggas WMPP akan tetap berpeluang baik ke depan sejalan dengan peningkatan produktivitas, khususnya penguatan di industri hilir unggas melalui peningkatan jumlah kapasitas produksi RPH.

Pada paruh pertama 2022, kinerja bisnis ternak sapi menyumbang pendapatan sebanyak 21 persen, unggas 59 persen, pengolahan daging 14 persen, komoditas pertanian 4 persen, dan energi 2 persen.

“Untuk mendorong pertumbuhan bisnis, kami telah mengembangkan energi terbarukan melalui pengembangan teknologi solar panel, sejalan dengan target untuk meningkatkan cost efficiency dan menjadi Perusahaan consumer goods dan agriculture terdepan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper