Bisnis.com, JAKARTA — Tumiyana selaku Direktur Utama dan pengendali PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) tercatat menjual 34,48 juta saham perusahaan peternakan unggas tersebut di harga Rp50 per saham.
Melansir keterbukaan informasi BEI, aksi jual tersebut terjadi di pasar negosiasi pada Kamis, (18/1/2024). Tumiyana menjual 34.483.600 lembar atau setara 0,12% total saham WMPP. Dengan begitu, sang pengendali bertransaksi sebesar Rp1,72 miliar.
"Tujuan transaksi adalah dalam rangka realisasi investasi," kata Tumiyana sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin, (22/1/2024).
Dengan begitu, porsi kepemilikan sang pengendali di WMPP tergerus menjadi 68,05% dari semula 68,17%.
Pada hari ini (22/1/2024), saham WMPP bergerak stagnan dan ditutup di angka Rp50 per saham. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1,47 triliun. Untuk diketahui saham WMPP sudah lebih dari 6 bulan parkir di level Rp50.
Dari segi kinerja keuangan, WMPP membukukan peningkatan rugi bersih sepanjang kuartal III/2023 menjadi Rp263,33 miliar, seiring dengan merosotnya penjualan bersih perseroan sepanjang periode Januari hingga September 2023.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, emiten berkode WMPP ini mencetak penjualan bersih Rp737,59 miliar atau turun 77,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,34 triliun.
Secara rinci, penjulan WMPP ditopang utamanya oleh penjualan sapi yang turun 50,29% menjadi Rp255,70 miliar dibandingkan sembilan bulan pertama tahun 2022 sebesar Rp514,41 miliar.
Penjualan daging dan daging olahan juga ambles menjadi Rp152,42 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp452,60 miliar. Kemudian, penjualan karkas juga turun 92,98% menjadi Rp133,18 miliar dari sebelumnya Rp1,89 triliun pada kuartal III/2023.
Turunnya penjualan bersih, membuat beban pokok penjualan perseroan turut anjlok 75,86% menjadi Rp703,73 miliar dari posisi Rp2,91 triliun di kuartal III tahun lalu.
Alhasil, perseroan pun membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp263,33 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang rugi Rp10,34 miliar.