Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Negatif Kripto Bitcoin Cs, Waswas Keputusan The Fed

Investor kripto menilai data ekonomi baru tersebut berpotensi menuntun The Fed untuk berpikir ulang mengerek suku bunga acuannya dengan agresif.
Ilustrasi Bitcoin. Investor kripto menilai data ekonomi baru tersebut berpotensi menuntun The Fed untuk berpikir ulang mengerek suku bunga acuannya dengan agresif. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Investor kripto menilai data ekonomi baru tersebut berpotensi menuntun The Fed untuk berpikir ulang mengerek suku bunga acuannya dengan agresif. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan pasar aset kripto hingga pertengahan pekan ini masih cenderung sideways dengan rentang naik-turun yang tipis. Hal ini dinilai menjadi indikasi pasar belum menarik bagi investor.

Mengutip data CoinMarketCap, Rabu (24/8/2022) harga Bitcoin (BTC) terpantau naik 0,78 persen ke level US$21.442. Sementara itu, harga sejumlah altcoin terpantau naik, Ethereum (ETH) tercatat naik 1,44 persen menjadi US$1,638,86, solana (SOL) naik 1,04 persen di level US$35,02, dan Cardano (ADA) menguat 0,77 persen ke posisi US$0,4588.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pola pergerakan kripto yang berfluktuasi cepat membuktikan bahwa pasar belum stabil. Investor tampak tidak percaya diri melakukan akumulasi di tengah sentimen ekonomi yang masih negatif.

Menurutnya, pasar aset kripto tak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau lebih lama. Pergerakan ini sebenarnya sudah diprediksi mengingat penguatan harga aset-aset kripto hanya technical rebound.

“Sementara, situasi makroekonomi masih kurang kondusif. Terlebih, data-data ekonomi AS yang baru dirilis kemarin tidak satu pun menunjukkan sinyal-sinyal pemulihan," kata Afid.

Pada hari Selasa (23/8/2022) lalu, data aktivitas manufaktur AS mencetak pelemahan di Agustus. Selain itu, data penjualan rumah di AS mengalami penurunan signifikan 12,6 persen secara bulanan pada Juli lalu. Aktivitas bisnis di sektor swasta AS turun pada Agustus 2022. Bahkan, penurunan bisnis ini tercepat sejak 15 bulan terakhir atau Mei 2020 lalu.

Menurut Afid, data-data tersebut semakin mempertebal ketakutan investor akan perlambatan ekonomi AS. Investor tentu akan menjauhi pasar aset berisiko, termasuk saham dan kripto ketika prospek ekonomi diramal mendung.

Investor kripto menilai data ekonomi baru tersebut berpotensi menuntun The Fed untuk berpikir ulang mengerek suku bunga acuannya dengan agresif. Oleh karena itu, mereka wait and see tidak melakukan aksi akumulasi.

Investor juga mengantisipasi pertemuan akbar The Fed di Jackson Hole pada akhir pekan ini. Mereka mempertahankan kewaspadaan menjelang pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pada hari Jumat (26/8/2022) waktu setempat tentang arah bank sentral pada kebijakan moneter pada September mendatang.

"Mengingat hal tersebut, pekan ini akan menyulitkan gerak kripto untuk reli. Volatilitas dapat dengan mudah naik, baik sebelum, selama atau setelah simposium selesai. Maka, simposium Jackson Hole adalah kunci utama yang harus diperhatikan dalam beberapa hari mendatang," tutur Afid.

Sementara itu, perdebatan berlanjut tentang The Merge Ethereum yang akan mengubah protokol platform blockchain dari proof-of-work menjadi proof-of-stake yang lebih cepat dan lebih ramah lingkungan. Beberapa pengamat percaya perubahan itu akan berdampak kecil pada harga kripto, meskipun Ethereum mengalami kenaikan dramatis awal bulan ini.

Afid menuturkan, level support Bitcoin kini pada level US$20.701 masih menjadi tahanan terdekat. Apabila kembali koreksi, kemungkinan penurunan harga Bitcoin akan berlanjut dan kembali bergerak dibawah US$ 20.000.

“Tetapi, masih ada harapan untuk harga Bitcoin kembali naik, level resistance-nya pada level US$22.370 menjadi target utama,” jelasnya.

Sementara, penurunan harga Ethereum (ETH) tertahan support pada level US$ 1.607. Jika support pada level tersebut tertembus, kemungkinan harga ETH akan kembali turun hingga menuju level US$1.489.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper