Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar modal disebut sudah menantikan dan mempersiapkan terjadinya kenaikan suku bunga pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar menjadi 3,75 persen atau 25 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan kenaikan suku bunga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Hal ini lantas terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat pada perdagangan hari ini Selasa (23/8/2022).
"Namun tetap perlu diingat untuk jangka waktu yang lebih panjang ada potensi IHSG tetap akan mengalami koreksi karena naiknya suku bunga BI," ujar William kepada Bisnis pada Selasa (23/8/2022).
Lebih lanjut, William menyebut sektor yang terdampak dari sentimen kenaikan suku bunga tersebut adalah sektor perbankan. Menurut William, sektor perbankan akan mendapat angin segar dan IDX Finance berpotensi melanjutkan kenaikan harga.
Berikut adalah saham yang direkomendasikan oleh William:
BBCA - Buy, Support 7725 & Resistance 8300
BBRI - Buy, Support 4250 & Resistance 4470
BBHI - Buy on Weakness, Support 3300 & Resistance 4100
Baca Juga
Sementara itu, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan pengumuman kenaikan suku bunga disambut positif oleh pelaku pasar lantaran mengurangi ketidakpastian. Namun, ia menyebut sektor perbankan akan lebih banyak terpengaruh kinerjanya lantaran kenaikan suku bunga dapat meperlambat penyaluran kredit.
"Hampir semua saham akan terdampak dari sisi pendanaan yang mahal," ujar Wawan kepada Bisnis pada Selasa (23/8/2022).
Wawan juga menyebut IHSG diproyeksikan melaju ke level 7.500 lantaran kenaikan suku bunga sudah diperiksa. Bila terdapat koreksi maka sektor keuangan dapat dilakukan buy on weakness.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi. Peningkatan inflasi dikatakan Perry diakibatkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi pangan yang terus meningkat.
Selain itu, Perry memandang kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan juga diperlukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Hasil RDG Bank Indonesia pada 22 dan 23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate [BI7DRR] sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).
Sejalan dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis poin menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility 4,5 persen.