Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto terpantau melemah setelah pernyataan The Fed yang masih berpotensi kembali menaikkan suku bunganya untuk mengendalikan laju inflasi.
Mengutip data CoinMarketCap, Kamis (18/8/2022) harga Bitcoin (BTC) terpantau melemah 2,46 persen selama 24 jam terakhir ke level US$23.481,95. Sementara itu, harga sejumlah altcoin terpantau ikut melemah, yakni Ethereum (ETH) turun 2,49 persen menjadi US$1,852,23, solana (SOL) anjlok 6,90 persen di level US$40,98, dan Cardano (ADA) juga turun 6,34 persen ke posisi US$0,5383.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan harga Bitcoin, Ethereum dan kripto lainnya tercatat turun untuk hari keempat berturut-turut karena investor mencermati sentimen indikator ekonomi dan laporan pendapatan perusahaan raksasa teknologi AS baru-baru ini.
“Market dihantam sentimen negatif dari risalah The Fed yang tidak sesuai ekspetasi. Awalnya, investor berharap The Fed akan menulis soal pelonggaran kebijakan moneter di dalam risalah tersebut. Namun, isinya sedikit berbeda dan membuat investor khawatir,” kata Afid dikutip dari keterangan resminya, Kamis (18/8/2022)
Afid melanjutkan, ekspektasi bullish terhadap kripto diprediksi akan pupus. Awalnya, investor berharap The Fed mungkin menggunakan risalah pertemuan Juli untuk mendorong kembali harapan kenaikan suku bunga dan pelonggaran likuiditas yang lebih lambat.
Dalam risalah yang diterbitkan pada Kamis (18/8) dinihari itu, The Fed justru menuliskan mereka akan terus mendukung kenaikan suku bunga acuan sampai tingkatan tertentu. Walaupun terdapat opsi pelonggaran kebijakan moneter, namun tidak diketahui waktu tepatnya.
Baca Juga
“Akhirnya selera investor jauh menurun karena The Fed kemungkinan besar akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun menjadi 2%. Artinya ada kemungkinan suku bunga akan digenjot lebih tinggi, bila situasi ekonomi AS tak kunjung membaik,” jelas Afid.
Di sisi lain, performa saham juga lesu. Data pertumbuhan penjualan ritel AS yang datar sepanjang Juli berimbas ke pasar kripto, karena menimbulkan kembali kekhawatiran soal inflasi di masa depan.
Afid melanjutkan, dari sisi analisis teknikal, penurunan yang terjadi pada Bitcoin sekarang ini masih termasuk koreksi normal, kecuali BTC turun di bawah level support solidnya US$21.500.
“Indeks relative strength index (RSI) Bitcon telah turun mendekati titik tengah, menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Jika harga bertahan di bawah 20-day EMA, kemungkinan akan turun ke US$22.160,” terangnya.
Sementara, Ethereum juga terkena imbas market crash dari The Fed, meski ada sentimen positif dari The Merge. Gerak ETH masih mencoba menarik harga ke zona support kuat antara 20-day EMA di US$1.772. Menurutnya, level ini adalah zona penting yang harus dipertahankan, jika ingin mempertahankan tren naik tetap utuh.
“Jika harga rebound dari zona support ini, ETH dapat menguji ulang resistance di US$ 2.030. Sebaliknya, jika support US$ 1.700 tertembus, ETH bisa turun ke US$ 1.492,” pungkas Afid.