Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo optimistis Indonesia bisa mengoptimalkan sumber energi bersih untuk bersaing di kancah internasional, salah satunya melalui pengembangan Kawasan Industri Hijau.
Salah satu emiten yang sudah memanfaatkan keberadaan Kawasan Industri Hijau tersebut adalah perusahaan milik Garibaldi “Boy” Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR). Grup Adaro tersebut menginisiasi pembangunan smelter aluminium untuk mendukung perkembangan kendaraan listrik.
Proyek smelter tersebut diketahui memiliki nilai investasi US$728 juta atau sekitar Rp10,4 triliun. Boy Thohir, mengatakan pengembangan industri aluminium menjadi salah satu fokus Adaro ke depannya.
Boy pun optimistis ke depannya industri aluminium semakin maju terutama dalam pemakaian kendaraan listrik. Menurutnya, sudah ada teknologi mobil listrik yang berbahan aluminium, mulai dari rangka hingga body.
"Salah satunya Lucid, itu EV [electric vehicle] yang pakai aluminium sampai body. Jadi kami melihat permintaannya besar aluminium untuk EV," ujarnya beberapa waktu lalu.
Adapun, pengembangan smelter aluminium ADMR diperkirakan akan dimulai pada akhir 2024 dan ditargetkan rampung dalam waktu 24 bulan atau dua tahun.
Baca Juga
Dalam Pidato Kenegaraan menyambut HUT Republik Indonesia ke-77, Presiden Joko Widodo memperingatkan bahwa ada kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pertama, melalui hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Hilirisasi nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Pada 2014, hanya sekitar Rp16 triliun, tapi pada 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun. Pada akhir 2022 ini, diharapkan bisa mencapai ekspor bisa meningkat hingga Rp440 triliun, dan baru dari nikel.
Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil. Sekarang ini, Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia.
“Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah. Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia,” kata Presiden dalam Pidato Kenegaraan, Selasa (16/8/2022).
Kedua, selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.
Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.
Kawasan Industri tersebut saat ini sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia dengan Garibaldi Thohir berperan sebagai Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau.
“Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional,” imbuh Presiden.