Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan membuka penawaran seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis sukuk ritel (SR) seri SR017 pada 19 Agustus mendatang.
Berdasarkan unggahan pada akun Instagram Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang diakses pada Senin (15/8/2022), SR017 merupakan SBN Ritel keempat yang akan diterbitkan pemerintah pada tahun ini.
Terkait hal tersebut, Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, SR017 adalah seri obligasi syariah yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Kondisi tersebut berimplikasi pada permintaan untuk seri ini yang sangat bergantung pada kondisi pasar obligasi secara umum, dan tidak hanya dari outlook disposable income dari para investor ritel.
Ia mengatakan, berdasarkan kondisi pasar obligasi yang cenderung bullish akibat inflasi AS yang cenderung turun, penjualan SR017 akan lebih baik dibandingkan pendahulunya, yakni SR016.
“Kami perkirakan penyerapan dari seri SR017 mampu mencapai kurang lebih Rp20 triliun - Rp22 triliun,” kata Josua saat dihubungi, Senin (15/8/2022).
Josua melanjutkan, sebagai perbandingan seri SR016 mampu terjual hingga Rp18 triliun di bulan Maret lalu. Pada periode tersebut, situasi pasar obligasi cenderung lebih volatil dan SR016 masih mencatatkan penjualan yang cukup tinggi.
Baca Juga
Sementara itu, Josua memprediksi kupon yang ditawarkan pada SR017 akan berada pada kisaran 5,1 persen - 5,3 persen.
“Hal ini seiring dengan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga BI dalam waktu dekat, yang berpotensi mendorong kenaikan yield to maturity di jangka pendek,” pungkasnya.
Sebelumnya, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan respon masyarakat terhadap SR017 akan positif. Menurutnya, prospek positif ini seiring dengan animo investor ritel yang sedang tinggi terhadap produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel.
“Sepanjang tahun ini respon investor ritel terhadap instrumen ini masih sangat baik, terbukti dari jumlah penjualannya yang diatas target,” kata Ramdhan
Selain itu, prospek SR017 juga ditopang oleh pajak bunga obligasi yang lebih rendah dibandingkan deposito. Hal tersebut akan menjadi pemanis tambahan untuk menarik lebih banyak investor ke instrumen ini.
“Kalau dibandingkan dengan deposito yang pajaknya lebih besar, SR017 masih lebih menarik dari sisi return bersih,” katanya.