Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten dalam portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong (LKH) tercatat telah melaporkan hasil kinerja semester I/2022 sehingga dapat menjadi sentimen penggerak sahamnya.
Berdasarkan catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong atau yang akrab disapa Pak Lo ini menggenggam sebanyak empat emiten di pasar modal, dengan kepemilikan lebih dari 5 persen. Emiten-emiten tersebut adalah PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Di antara empat emiten portofolio Lo Kheng Hong tersebut, hanya BMTR yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester I/2022. Lalu, emiten apa yang sebaiknya dicermati investor pada portofolio LKH ini?
Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mencermat empat emiten portofolio Lo Kheng Hong ini masih dapat mencatatkan pertumbuhan hingga akhir tahun 2022. Menurutnya, terdapat beberapa katalis positif yang dapat mendorong kinerja masing-masing emiten LKH ini.
Untuk BMTR, Andhika melihat hingga akhir tahun 2022 kinerjanya masih dapat bertumbuh, seiring dengan segmen media yang bertumbuh karena pandemi telah terkendali. Selain itu, menurutnya sektor fast-moving consumer goods (FMCG) akan meningkatkan iklan di semester II/2022 ini.
"Sementara itu, kinerja kontraktor batu bara PTRO sampai akhir tahun 2022 diperkirakan masih akan meningkat, karena masih tingginya harga batu bara global," kata Andhika dihubungi, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
Kemudian untuk GJTL, Andhika mencermati kinerja semester I/2022 emiten produsen ban ini memang masih negatif. Akan tetapi, karena mobilitas masyarakat yang telah membaik, GJTL berpeluang meningkatkan penjualan kendaraan, yang akan menguntungkan emiten seperti GJTL.
Adapun untuk emiten leasing CFIN menurut Andhika akan mendapatkan angin segar di semester II/2022 ini. Dia menjelaskan, perbaikan ekonomi setelah pandemi Covid-19 akan mendorong daya beli masyarakat.
Hal tersebut juga akan berdampak terhadap emiten leasing seperti CFIN karena akan meningkatkan permintaan kredit dari masyarakat.
"Apalagi jika Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga pada semester II/2022, ini akan meningkatkan margin bunga dari CFIN yang akan berdampak ke kinerja emiten," tutur dia.
Adapun, Andhika merekomendasikan investor untuk buy on weakness saham BMTR dengan support di level 386, dan target penguatan di level 480. Dia juga memilih saham CFIN untuk buy on weakness, dengan support di level 282, dengan target penguatan 360.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.