Bisnis.com, JAKARTA – Emas menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Maret di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunga karena pertumbuhan ekonomi AS melambat.
Mengutip data Bloomberg pada Minggu (31/7/2022), harga emas Comex naik hingga 12,6 poin atau 0,71 persen ke US$1.781 per troy ons. Adapun, harga emas spot naik 10,10 poin atau 0,58 persen ke US$1.765 per troy ons.
Kenaikan emas didukung oleh dolar yang melemah dan penurunan imbal hasil Treasury, membuat harga emas mencapai level tertinggi tiga pekan dan menempatkan aset haven pada kecepatan untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
The Fed juga kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pekan ini, data menunjukkan bahwa AS berada dalam resesi teknis mengisyaratkan bahwa bank sentral bisa menjadi kurang agresif karena terus memerangi inflasi.
Meskipun rebound baru-baru ini, emas masih tetap pada jalur enuju penurunan bulanan keempat berturut-turut. Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberikan penilaian bahwa perlambatan perlu dilakukan untuk menjinakkan inflasi, tapi menolak bahwa AS sudah memasuki resesi.
“Kejatuhan harga emas seperti kartu domino, tetapi mengingat tren pertumbuhan yang melambat, Ketua Powell mengkatalisasi reli pendek di semua aset dengan mengaitkan kenaikan September. Pasar emas bersiap untuk pelemahan harga tambahan yang akan terjadi,” kata Ahli Strategi Senior TD Securities Daniel Ghali, dilansir Bloomberg, Minggu (31/7/2022).
Baca Juga
Investor akan mengalihkan fokus mereka pada laporan pekerjaan bulanan pekan depan dari pemerintah AS, yang diperkirakan akan menunjukkan data yang solid pada Juli. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pasar tenaga kerja tetap “ketat," merujuk pada jumlah lowongan pekerjaan yang mendekati rekor dan pengangguran yang rendah secara historis.
"Jika data ekonomi AS berubah menjadi melemah pekan depan, emas kemungkinan akan naik lebih lanjut," kata Carsten Fritsch, Analis Commerzbank AG.
Hak ini, kata Fritsch, khususnya untuk laporan pasar tenaga kerja, karena Ketua Fed Powell masih menggambarkan bahwa pasar AS masih kuat, selain inflasi yang terus tinggi yang membuat kenaikan suku bunga terus berlanjut.