Bisnis.com, JAKARTA - Nilai keuntungan atau unrealized gain PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dari investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diperkirakan mencapai Rp305 miliar pada 30 Juni 2022. Nilai ini dihitung berdasarkan penilaian wajar investasi pada saham Telkom di GoTo.
Jumlah aset Telkom per 30 Juni 2022 tercatat berada di posisi Rp275,27 triliun, turun dari nilai per akhir Desember 2021 sebesar Rp277,18 triliun. Meski demikian, investasi jangka panjang pada instrumen keuangan mengalami kenaikan dari Rp13,66 triliun menjadi Rp14,97 triliun pada 30 Juni 2022.
Investasi pada instrumen keuangan jangka panjang ini mencakup investasi pada obligasi konversi pada berbagai perusahaan rintisan (start-up) yang bergerak di bidang informasi dan teknologi. Obligasi konversi ini akan langsung menjadi saham ketika jatuh tempo.
Investasi pada obligasi konversi ini mencakup investasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang merupakan induk usaha Gojek sebelum merger dengan PT Tokopedia.
Pada 16 November 2020, Telkomsel mengadakan perjanjian dengan Gojek untuk investasi dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$150 juta atau setara dengan Rp2,11 triliun per 31 Desember 2020. Obligasi konversi tersebut akan jatuh tempo pada 16 November 2023.
“Investasi pada obligasi konversi oleh Telkomsel tersebut dijalankan dengan model bisnis yang tujuannya bukan untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dan bukan semata-mata pembayaran pokok dan bunga atas pokok yang terhutang, sehingga obligasi konversi diklasifikasikan sebagai investasi ekuitas yang diukur melalui penilaian wajar melalui laba rugi [FVTPL],” tulis manajemen Telkom dalam laporan keuangan yang dirilis Jumat (29/7/2022).
Baca Juga
Opsi beli saham preferen memberikan hak kepada Telkomsel untuk membeli saham preferen tambahan dari Gojek. Opsi ini memberikan hak kepada Telkomsel untuk membeli tambahan saham preferen dari Gojek sebesar US$300 juta dan dapat dieksekusi dalam waktu 12 bulan setelah tanggal efektif pada harga US$5.049 per saham. Opsi beli saham preferen adalah derivatif dan dicatat pada FVTPL.
Seiring dengan merger yang dilakukan Gojek dan Tokopedia pada 2021 sehingga menjadi GoTo, Telkom mengeksekusi perjanjian di mana obligasi dikonversi menjadi saham. Dalam perjanjian, GoTo akan membayar total jumlah konversi kepada Telkomsel, dan setelah menerima jumlah konversi tersebut, Telkomsel harus segera membayar jumlah konversi kepada GoTo sesuai dengan perjanjian pemesanan saham.
“Pada 18 Mei 2021, Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar US$150 juta dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$300 juta [setara Rp4,29 triliun],” tambah manajemen TLKM.
Berdasarkan perubahan akta pada 19 Oktober 2021, GoTo melakukan stock split dan mengubah jumlah kepemilikan saham Telkomsel dari 89.125 saham menjadi 23,72 miliar saham. Per 30 Juni 2022, Telkomsel mencatat nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai pasar saham GoTo sebesar Rp388 per saham.
“Jumlah keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo pada 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp305 miliar disajikan sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.”
Investasi pada ekuitas ini juga termasuk investasi anak usaha Telkom PT Metra Digital Investama (MDI) pada berbagai perusahaan start-up yang bergerak di bidang informasi dan teknologi.
Penambahan investasi pada periode berjalan oleh MDI berjumlah sebesar Rp1,03 triliun yang juga dikategorikan sebagai FVTPL.
Sementara investasi di GoTo mencetak keuntungan, investasi oleh MDI mencatatkan kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp5 miliar yang dihitung dari perubahan nilai wajar investasi MDI pada 30 Juni 2022. Nilai tersebut dicatat sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Adapun sepanjang semester I/2022, TLKM mencetak kenaikan pendapatan sebesar 3,60 persen yoy menjadi Rp71,98 triliun, dari Rp69,48 triliun pada semester I/2021.
Pendapatan Telkom mayoritas disumbang oleh pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika dengan nilai mencapai Rp41,52 triliun, 4,92 persen lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp39,57 triliun.