Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencetak kenaikan pendapatan sepanjang semester I/2022. Selama enam bulan pertama tahun ini, pendapatan Telkom naik 3,60 persen secara tahunan menjadi Rp71,98 triliun, dari Rp69,48 triliun pada semester I/2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, Jumat (29/7/2022), pendapatan Telkom mayoritas disumbang oleh pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika dengan nilai mencapai Rp41,52 triliun, 4,92 persen lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp39,57 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari layanan Indihome pada semester I/2022 menyumbang Rp13,83 triliun, naik 7,39 persen yoy dibandingkan dengan Rp12,87 triliun pada semester I/2021. Adapun kontribusi pendapatan dari layanan lainnya yang mencakup call center service, e-health, dan e-payment adalah Rp2,77 triliun.
Selama Januari-Juni 2022, Telkom membukukan laba usaha sebesar Rp22,93 triliun, turun 2,87 persen dibandingkan dengan Rp23,61 triliun pada semester I/2021.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan meningkat 6,89 persen yoy dari Rp12,45 triliun pada semester I/2021, menjadi Rp13,31 triliun pada semester I/2022.
Jumlah aset Telkom per 30 Juni 2022 tercatat berada di posisi Rp275,27 triliun, turun dari nilai per akhir Desember 2021 sebesar Rp277,18 triliun. Meski demikian, investasi jangka panjang pada instrumen keuangan mengalami kenaikan dari Rp13,66 triliun menjadi Rp14,97 triliun pada 30 Juni 2022.
Baca Juga
Investasi pada instrumen keuangan jangka panjang ini mencakup investasi pada obligasi konversi pada berbagai perusahaan rintisan (start-up) yang bergerak di bidang informasi dan teknologi. Obligasi konversi ini akan langsung menjadi saham ketika jatuh tempo.
Investasi pada obligasi konversi ini mencakup investasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang merupakan induk usaha Gojek sebelum merger dengan PT Tokopedia. Pada 16 November 2020, Telkomsel mengadakan perjanjian dengan Gojek untuk investasi dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$150 juta atau setara dengan Rp2,11 triliun per 31 Desember 2020. Obligasi konversi tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 16 November 2023.
Seiring dengan merger yang dilakukan Gojek dan Tokopedia pada 2021, Telkom mengeksekusi perjanjian di mana obligasi dikonversi menjadi saham.