Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (27/7/2022) dengan dorongan utama saham-saham teknologi jelang kenaikan suku bunga The Fed.
Pukul 20.43 WIB, Dow Jones naik 0,5 persen menjadi 31.920,25, dan Nasdaq menguat 1,92 persen menuju 11.782,18, mengutip Bloomberg.
Wall Street menguat di tengah peningkatan pendapatan perusahaan yang membantu meringankan kewaspadaan pasar jelang kebijakan moneter Federal Reserve atau The Fed. Indeks Nasdaq 100 yang sarat emiten berteknologi melompat setelah kinerja meyakinkan Alphabet Inc., Microsoft Corp. dan Texas Instruments Inc.
Investor bersiap kenaikan suku bunga The Fed lainnya, sebagai upaya memadamkan lonjakan inflasi. FOMC pada 26-27 Juli 2022 diperkirakan menaikkan suku bunga 75 basis poin, kenaikan suku bunga paling tajam sejak 1980-an.
Jason England, manajer portofolio obligasi global di Janus Henderson Investors, menyampaikan selain soal suku bunga, pasar menantikan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell soal kebijakan moneter lanjutan, seperti tapering, atau pengurangan pembelian obligasi.
Kinerja pendapatan perusahaan AS memberikan secercah harapan, dengan tiga perempat perusahaan yang telah melaporkan sejauh ini, menunjukkan kinerja baik sesuai atau melebihi ekspektasi. Namun, pasar masih ragu soal ketahanan korporasi mengatasi tantangan ekonomi.
Baca Juga
Sementara itu, sejumlah sektor seperti teknologi dan properti akan menanggung dampak negatif dari potensi kenaikan suku bunga The Fed. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diprediksi akan tertekan dalam jangka pendek setelah realisasi kebijakan tersebut
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memaparkan, jika kenaikan suku bunga The Fed terealisasi, ada beberapa sektor saham yang akan terdampak secara negatif. Ia mengatakan, efek negatif terbesar akan dirasakan oleh sektor properti, teknologi dan multifinance.
"Ketiganya akan terkena efek negatif sebab meningkatnya biaya kredit yang menyebabkan tergerusnya laba perusahaan," katanya saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).
Sementara itu, sektor perbankan akan mendapat dampak positif dari sentimen ini. Hal ini karena kenaikan suku bunga akan berimbas pada dengan naiknya Net Interest Margin (NIM) seiring dengan pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung meski ada tantangan dari perlambatan ekonomi global.
Ke depannya, Desy mengatakan IHSG akan mengalami pelemahan secara jangka pendek setelah keputusan tersebut. Menurutnya, pelemahan ini merupakan respon dari kebijakan kenaikan suku bunga yang akan membebankan biaya kredit.
"Sehingga, prediksi kami IHSG hingga penghujung tahun sebesar 7.380," pungkasnya.