Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kapal pandu dan tunda, PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) mencetak pendapatan bersih yang meningkat hingga 30 Juni 2022. Laba bersih perseroan juga turut bertumbuh.
Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit per 30 Juni 2022, emiten berkode IPCM ini mencatatkan pendapatan bersih Rp428,19 miliar naik 8,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp393,04 miliar.
Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan jasa kapal di pelabuhan umum meningkat 8,54 persen menjadi Rp225,36 miliar dari Rp207,61 miliar.
Pendapatan jasa kapal di TUKS juga meningkat dari Rp68,67 miliar menjadi Rp81,1 miliar. Selanjutnya, jasa kapal di terminal khusus mengalami penurunan 21,27 persen menjadi Rp69,86 miliar.
Terakhir, perseroan mencatatkan jasa pengelolaan kapal turun Rp1 miliar menjadi Rp27 miliar dan munculnya segmen baru jasa pengangkutan dan lainnya sebesar Rp24,86 miliar.
Selanjutnya, beban pokok penjualan IPCM juga turut meningkat signifikan menjadi Rp307,61 miliar dari posisi hanya Rp270,32 miliar. Hal ini membuat laba bruto perseroan turun tipis 1,73 persen dari Rp122,71 miliar pada Semester I/2021 menjadi Rp120,58 miliar pada Semester II/2022.
Baca Juga
Namun, perseroan berhasil menenakn beban umum administrasi dan beban operasi lainnya sehingga masing-masing besarannya menjadi Rp41,08 miliar dan Rp3,65 miliar.
Kondisi ini membuat laba usaha IPCM membaik 10,25 persen menjadi Rp76,63 miliar per Semester I/2022 dari Rp69,5 miliar pada paruh pertama tahun lalu.
Setelah dikurangi beban keuangan dan pajak, emiten grup Pelindo ini mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 7,01 persen menjadi Rp64,7 miliar pada paruh pertama 2022 dari Rp60,46 miliar pada Semester/2021.
Sementara itu, total aset IPCM mengalami kenaikan menjadi Rp1,52 triliun per Juni 2022 dibandingkan dengan Rp1m42 triliun pada Desember 2021.
Di sisi lain, total liabilitas juga mengalami kenaikan menjadi Rp398,36 miliar per paruh pertama 2022 dari Rp271,46 miliar pada akhir tahun lalu.
Dengan begitu, IPCM memiliki ekuitas sebesar Rp1,12 triliun turun tipis dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp1,15 triliun.