Bisnis.com, JAKARTA - Morgan Stanley menyampaikan valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) saat ini sudah terlalu mahal. Morgan Stanley merekomendasikan saham GOTO pada harga Rp230.
Equity Analyst Morgan Stanley Mark Goodridge dan Da Wei Lee dalam risetnya mengatakan, GoTo saat ini merupakan salah satu pemimpin super apps di regional Asia Tenggara. Morgan Stanley meyakini GOTO berada dalam posisi untuk menangkap berlanjutnya pertumbuhan struktural konsumer digital dan pemulihan siklikal setelah Covid-19.
"Sayangnya, ketika kami membandingkan GOTO ke dua perusahaan sejenis yakni SEA dan GRAB, GOTO memiliki total addressable market (TAM) yang lebih kecil, potensi keuntungan yang lebih rendah, dan kas yang lebih sedikit," tutur Goodridge dan Lee, dikutip Senin (25/6/2022).
Mereka menjelaskan, TAM SEA dan GRAB lebih besar karena masing-masing bisnis mereka berada di lebih banyak negara, dibandingkan dengan GOTO yang hanya fokus di Indonesia. Mempertimbangkan hal ini, Morgan Stanley berpandangan GOTO telah kehilangan market leadership-nya di Indonesia ke Grab di sektor on-demand dan ke Shopee di e-commerce.
Morgan Stanley melanjutkan, pihaknya memperkirakan segmen on-demand dan e-commerce GOTO akan mencapai keuntungan EBITDA pada tahun 2024 atau 2025. Kompetisi yang ketat dan kurangnya market leadership di kedua segmen tersebut, berarti GOTO akan melakukan aksi bakar uang yang signifikan sampai 2024 atau 2025.
Meski Morgan Stanley memperkirakan GOTO baru akan mencetak keuntungan EBITDA pada 2025, bank investasi ini memperkirakan keuntungan dari setiap segmen GOTO akan lebih rendah dibanding Grab untuk layanan on-demand, dan Shopee.
Baca Juga
Morgan Stanley memandang valuasi GOTO saat ini sudah sangat mahal. Melihat TAM yang lebih kecil, keuntungan yang lebih rendah, dan kas yang tidak lebih besar dari pesaingnya, membuat Morgan Stanley berpandangan saham GOTO seharusnya diperdagangkan pada harga diskon dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Risiko investasi pada saham GOTO menurut Morgan Stanley meliputi keluarnya GOTO dari pasar Singapura dan Vietnam, perbaikan dalam kompetisi yang membuat GOTO mampu breakeven EBITDA lebih cepat dari yang diharapkan di pasar Indonesia, dan pengurangan biaya yang signifikan, yang berarti GOTO tidak perlu melakukan penambahan modal dalam waktu tiga tahun mendatang.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala