Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tipis setelah membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak Mei 2022, di tengah kekhawatiran investor terhadap prospek kebijakan moneter AS yang lebih ketat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Harga emas bergerak menuju kerugian bulanan keempat karena potensi pengetatan Fed dan pergerakan dolar yang lebih kuat meredupkan daya pikatnya sebagai tempat berlindung, membayangi kekhawatiran tentang inflasi dan perlambatan ekonomi.
Pada akhir pekan lalu, ketika mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers meragukan kemungkinan soft landing bagi AS, petahana Janet Yellen mengatakan bahwa dia tidak melihat tanda-tanda ekonomi berada dalam resesi yang luas.
Tekanan penurunan tambahan pada emas datang dari berkurangnya minat investor, dengan kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas menurun untuk minggu keenam, menurut data awal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Itu memangkas kepemilikan ke level terendah sejak awal Maret.
"Dengan asumsi The Fed menaikkan 75 basis poin pada bulan Juli, kami percaya sebagian besar risiko penurunan jangka pendek telah diperhitungkan, tetapi tren jangka panjang masih ke sisi negatifnya," kata Suki Cooper, Analis Standard Chartered Plc.
Baca Juga
Menurut Cooper, penurunan emas itu kemungkinan akan disangga mengingat inflasi yang meningkat, kekhawatiran atas resesi, dan pelarian ke tempat yang aman.
Harga spot untuk emas sedikit berubah pada US$1.727,67 per ounce pada pukul 11:29 pagi waktu Singapura.
Harga merosot serendah US$1.680,99 pada hari Kamis, sebelum mengakhiri minggu ini 1,1 persen lebih tinggi.
Indeks Spot Dolar Bloomberg stabil setelah turun 1 persen minggu lalu. Perak datar, sementara paladium dan platinum turun.
Emas batangan mencapai level terendah sejak Maret 2021 pekan lalu, hanya untuk rebound karena imbal hasil Treasury AS mereda.
Setelah menaikkan suku pada bulan Juni paling banyak sejak 1994, pembuat kebijakan Federal Reserve diperkirakan akan menyetujui kenaikan 75 basis poin lagi ketika mereka bertemu 26-27 Juli 2022.