Bisnis.com, JAKARTA — Emiten jasa translog dan travel PT Weha Transportasi Indonesia Tbk. (WEHA) membidik dana belanja modal atau capex pada 2022 senilai Rp75 miliar.
Direktur Keuangan WEHA Edgar Surjadi memaparkan serapan capex sejauh ini digunakan untuk pembelian 5 hingga 7 unit kendaraan intercity shuttle. Sebagai catatan, segmen bisnis intercity shuttle Weha Transportasi Indonesia pada semester I/2022 membukukan pendapatan total Rp38,12 miliar, naik 102 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, perseroan juga masih belum dapat menentukan kepastian nominal capex dari rights issue yang saat ini masih menunggu pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Saat ini prosesnya kami masih menunggu pernyataan efektif dari OJK, untuk capex-nya tergantung berapa banyak dana yang dapat dikumpulkan dari rights issue nanti,” pungkas Edgar dalam acara paparan publik, Senin (25/7/2022).
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, WEHA bakal menerbitkan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk mendanai ekspansi.
WEHA menawarkan maksimal 813,58 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham yang merupakan 47,86 persen dari jumlah saham yang beredar setelah PUT II.
Pemegang saham yang berhak atas HMETD merupakan investor yang tercatat dalam daftar pemegang saham WEHA pada 28 Juli 2022.
Namun, perseroan belum menentukan persisnya besaran harga pelaksanaan dari rights issue tersebut.
Weha optimistis pemulihan kinerja semakin baik ke depannya, seiring aktivitas yang kembali normal dan pasar transportasi yang memiliki daya tahan cukup kuat.
White House Group mencatatkan pertumbuhan penjualan 98 persen (yoy) menjadi Rp77 miliar pada akhir semester I/2022.
Dari capaian tersebut, WEHA mencatatkan laba bersih Rp6 miliar di semester I/2022. Sebagai catatan, pencapaian itu berbalik dari kerugian Rp7 miliar periode yang sama tahun lalu.