Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berpotensi melemah terbatas hari ini, Jumat (22/7/2022) setelah Bank Indonesia memutuskan menahan suku bunga acuan BI7DDR 3,5 persen.
Pada Kamis (21/7/2022), rupiah ditutup melemah 0,31 persen atau 47 poin ke Rp15.036. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,06 persen ke 107,13.
Bersama rupiah, mata uang yen Jepang juga melemah 0,25 persen, dolar Singapura melemah 0,06 persen, peso Filipina melemah 0,11 persen, dan yuan China melrmah 0,11 persen.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menilai Bank Indonesia nampaknya masih sangat optimistis dengan indikator ekonomi Indonesia. Bahkan, Bank Indonesia menyatakan pemulihan yang terjadi lebih baik dari ekspektasi.
Pasar dapat memperhatikan nilai tukar rupiah dan strategi Bank Indonesia akan mengatasi tantangan ini ke depan. Jika gagal dan ternyata rupiah terdepresiasi hingga sentuh Rp15.100, IHSG kemungkinan akan cenderung ke arah bearish.
"Namun, jika berhasil akan bergerak sebaliknya dalam tren yang positif dan memang belum bisa terlalu banyak optimistis karena inflasi Indonesia sempat sentuh di atas 4 persen," tambahnya.
Baca Juga
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga 3,5 persen merupakan pilihan tepat guna mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya pada 2022.
"Optimalisasi kinerja dan efek domino dari suku bunga yang ditahan bakal berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan emiten, mengingat pemerintah dan stakeholder sudah melaksanakan kebijakan yang baik. Hal ini menjadi momentum emiten menaikkan bottom line dan top line," katanya.
Nantinya ketika kinerja emiten membaik bakal menjadi mitigasi risiko turbulensi pasar dengan sendirinya. Dengan begitu, faktor suku bunga tidak menjadi soal dan dapat dinaikkan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto dalam risetnya telah memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan posisi mendukung pemulihan ekonomi dalam menetapkan kebijakan tingkat suku bunga, terlepas dari tren inflasi domestik yang meningkat.
Helmy menyebutkan kenaikan inflasi setidaknya akan berlanjut hingga September 2022, didorong oleh aktivitas ekonomi yang meningkat dan kenaikan harga jual rata-rata karena naiknya biaya produksi. Inflasi inti diperkirakan akan menunjukkan tren serupa dengan skenario perkiraan Bank Indonesia.
Meski demikian, Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk menjalankan kebijakan pro pertumbuhan ekonominya dengan mempertahankan suku bunga. Dampak jangka pendek pada rupiah mungkin terjadi dan akan memicu intervensi moneter untuk mengurangi volatilitas rupiah.
"Perbedaan suku bunga yang meningkat tetap menjadi risiko eksogen jangka pendek, terutama dengan IDR bergerak ke utara dari level Rp15.000 per dolar AS. Operasi moneter yang lebih kuat akan menjadi kunci dalam mengurangi volatilitas mata uang,” katanya.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 dan 21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
Menurut BI, keputusan ini konsisten dengan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekonomi di dalam negeri.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup naik 21,5 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.015 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,3 persen ke level 107,229.
Pukul 14.25 WIB, rupiah naik 29,5 poin atau 0,2 persen menjadi Rp15.007 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,02 persen ke level 106,887.
Pukul 13.22 WIB, rupiah naik 13,5 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.023 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,06 persen ke level 106,971.
Pukul 10.21 WIB, rupiah naik 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.023,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,05 persen ke level 106,861.
Pukul 09.03 WIB, rupiah naik 1,5 poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.035 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,11 persen ke level 106,796.