Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd China, bekerja sama dengan produsen mobil dunia Ford Motor Co yang tidak mengikat untuk memproses bijih nikel yang ditambang oleh PT Vale di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Wakil Presiden Ford Model, EV Industrialization Lisa Drake mengatakan kerja sama tiga pihak ini menjadi cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi.
“Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini dan di masa depan,” ungkap Lisa Drake, dikutip dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).
Pihak Ford menilai, mitra Vale, Huayou sduah menjadi salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan. Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari nikel dan kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
“Kemitraan bersama Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, namun juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia," kata Executive Vice Chairman, George Q. Fang, dari Huayou.
Penyelesaian pembangunan fasilitas dan operasi HPAL Pomalaa ditargetkan terwujud pada 2025, yang akan bergantung pada negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif.
Baca Juga
Ford Motor Co. juga terpantau sedang gencar menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik yang sedang dikembangkan.
Baru-baru ini, Ford mengatakan telah mengamankan pasokan baterai yang cukup untuk membangun lebih dari setengah juta kendaraan listrik setiap tahun pada akhir tahun depan, melonjak dari 27.140 mobil listrik bertenaga baterai yang dijual Ford di AS tahun lalu.
Ford telah menandatangani kontrak dengan pemasok yang mewakili 60 gigawatt jam kapasitas baterai tahunan, cukup untuk membangun 600.000 EV per tahun. Pemasok tersebut termasuk Contemporary Amperex Technology Co. Ltd., atau CATL asal China,
Ford juga mengatakan telah mengamankan 70 persen dari kapasitas baterai yang dibutuhkan untuk membangun lebih dari 2 juta EV setiap tahun mulai 2026, yang membantu memenuhi tujuan yang ditetapkan Chief Executive Officer Jim Farley pada Maret lalu.
Sebelumnya Ford juga telah memiliki usaha patungan dengan SK Innovation Co. Korea Selatan yang menelan investasi US$11,4 miliar untuk membangun tiga pabrik baterai dan pabrik perakitan EV di Tennessee dan Kentucky.