Bisnis.com, JAKARTA — PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) memastikan akan melanjutkan ekspansi pabrik makanan olahan tahun ini dengan capex Rp267 miliar.
Emiten produsen pakan ternak dan pakan hewan piaraan telah mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp267 miliar untuk menambah kapasitas bisnis.
Presiden Direktur CPRO Hendri Laiman menjelaskan sebesar Rp120 miliar telah disiapkan untuk penambahan kapasitas pabrik makanan olahan berbasis ikan di Kendal, Jawa Tengah. Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi akan bertambah dari 300 ton per bulan menjadi 600 ton per bulan.
“Pembangunan pabrik di Kendal akan tetap kami selesaikan karena belanja modal sebagian sudah kami keluarkan tahun lalu sekitar Rp38 miliar untuk pembelian tanah dan mulai pembangunan. Tahun ini akan kami selesaikan sisanya,” kata Hendri dalam paparan publik, Rabu (20/7/2022).
Perseroan juga mengalokasikan sekitar Rp12 miliar untuk membangun fasilitas pembibitan benur udang di Bangka Belitung. Hendri mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengamankan pasar di kawasan Bangka yang cenderung memperlihatkan pertumbuhan positif. Fasilitas pembibitan ini ditargetkan mulai beroperasi pada September 2022.
Hendri juga mengatakan bahwa perseroan tengah mempertimbangkan untuk merealisasikan sebagian dari rencana ekspansi pabrik pakan hewan piaraan. Total kebutuhan investasi untuk perluasan kapasitas pabrik pakan ini mencapai Rp350 miliar. Jika mulai direalisasikan tahun ini, CPRO akan menganggarkan Rp180 miliar dari alokasi capex yang ada untuk memulai pembelian lahan dan sebagian pembangunan.
Baca Juga
“Kami masih menimbang apakah kami akan melakukan pembelian lahan dan pembangunan sebagian gudang untuk investasi segmen pakan binatang piaraan pada tahun ini atau kami geser ke kuartal I/2023 sembari melihat perkembangan inflasi sendiri,” imbuh Hendri.
Hendri mengatakan dana belanja modal tahun ini bersumber dari kas internal perseroan. Meski demikian, CPRO telah bernegosiasi dengan perbankan untuk memperoleh kredit investasi. Pinjaman dari bank ini nantinya juga akan dipakai untuk mendanai rencana belanja modal lainnya.
Di tengah rencana ekspansi, perseroan menyatakan tetap mengantisipasi dampak kondisi geopolitik dan perekonomian global. Kenaikan harga bungkil kedelai dan biaya pengapalan telah memaksa perseroan melakukan penyesuaian harga jual di kisaran 5—10 persen.
Perkembangan iklim di Tanah Air juga menjadi tantangan tersendiri bagi penjualan CPRO. La Nina yang berlangsung sejak 2020 telah memengaruhi aktivitas budi daya perikanan para pelanggan CPRO. Oleh karena itu, perseroan berencana untuk meningkatkan program kemitraan dan menambah jumlah teknisi budi daya agar produktivitas para petambak tetap terjaga di tengah kondisi yang menantang.