Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Jebol ke Rp15.020, Efek Inflasi AS Melonjak 9,1 Persen

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,19 persen atau turun 28,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.020 per dolar AS.
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,19 persen atau turun 28,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.020 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,19 persen atau turun 28,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.020 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada hari ini, Kamis (14/7/2022) dan melampaui level psikologis Rp15.000. Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya.

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,19 persen atau turun 28,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.020 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.01 WIB terpantau menguat 0,514 poin atau 0,48 persen ke level 108,27

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut melemah seperti yen Jepang yang terkoreksi 1,24 persen, yuan China melemah 0,29 persen, dan won Korea Selatan sebesar 0,39 persen

Beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah peso Filipina sebesar 0,22 persen dan dolar Singapura sebesar 0,30 persen.

Menguatnya indeks dolar terjadi di tengah laporan inflasi AS pada Juni yang mencapai 9,1 persen, jauh dari estimasi Wall Street sebesar 8,8 persen.

Lonjakan inflasi AS diikuti dengan data inflasi inti, yang menghilangkan komponen energi dan energi, yang naik sebesar 5,9 persen secara tahunan atau di atas estimasi analis sebesar 5,7 persen.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan dari hasil data inflasi ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin pada pertemuan 27 Juli 2022, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di 75 basis poin.

"Kenaikan suku bunga juga akan membuat dolar AS semakin tinggi, dengan euro melemah hingga menyamai dolar," kata Lionel.

Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan resesi AS juga makin cepat dari sebelumnya diperkirakan baru terjadi pada semester II/2023 menjadi pada kuartal IV/2022 dan kuartal I/2023.

"Kami juga memperkirakan Bank Indonesia akan merespons untuk meningkatkan suku bunga 50 basis poin ke 4 persen," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan Indonesia cenderung masih jauh dari resesi, ditopang oleh fundamental ekonomi yang yang kuat. Terlebih, komoditas unggulan ekspor seperti batu bara dan minyak sawit cenderung meningkat sehingga menambah penerimaan negara.

“Walaupun beban subsidi sangat berat untuk menahan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun dengan bauran strategi ekonomi, pemerintah dan Bank Indonesia terus bisa mengendalikan lonjakan harga dan terus melakukan intervensi di pasar valas dan pasar obligasi melalui perdagangan DNDF,” katanya dalam riset, Kamis (14/7/2022).

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.010—Rp15.060 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper