Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten teknologi di Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan mendapatkan dampak negatif setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate menjadi 6,25% pada pekan ini. Lalu, apa saja katalis yang dapat mendorong saham-saham emiten teknologi?
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menjelaskan kenaikan suku bunga memberikan dampak negatif bagi emiten teknologi. Dampak tersebut seperti penurunan minat investor, karena dengan kenaikan suku bunga para investor akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi di emiten teknologi.
"Sehingga hal tersebut dapat membuat penurunan harga saham hingga penurunan kinerja," tutur Vicky, dikutip Minggu (28/4/2024).
Selain itu, lanjutnya, peningkatan suku bunga BI akan sangat berdampak terhadap pelemahan indeks saham yang menaungi saham-saham teknologi, yakni IDX Techno. Vicky memperkirakan pelemahan lebih dalam terhadap IDX Techno dapat terjadi karena sektor teknologi termasuk sektor yang sensitif terhadap suku bunga.
Meski demikian, lanjutnya, yang menjadi katalis bagi emiten teknologi tahun ini adalah adanya penurunan suku bunga, kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi digital, serta adanya peluncuran produk, inovasi atau layanan baru dari emiten tersebut.
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen bagi emiten teknologi tahun ini akan datang dari tensi geopolitik, gagalnya penurunan tingkat suku bunga The Fed, dan inflasi yang masih tinggi. Menurut Nico, hal-hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi perusahaan teknologi di tahun ini.
Baca Juga
Sementara itu, menurutnya kenaikan suku bunga BI akan memberikan tekanan kepada perusahaan teknologi yang mengandalkan pinjaman.
"Karena kenaikkan tingkat suku bunga akan memberikan beban tambahan," ujar Nico.
Tidak hanya itu saja, lanjut Nico, kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan konsumsi dan daya beli. Hal ini kemungkinan akan membuat transaksi e-commerce mengalami penurunan, meskipun masyarakat akan tetap memprioritaskan belanja dari e-commerce karena harganya lebih murah.
Nico juga melihat kemungkinan bagi indeks sektoral IDX Techno untuk turun lebih dalam tetap ada, karena situasi dan kondisi global dan geopolitik yang masih dicermati oleh pelaku pasar dan investor.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.