Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini masih berpotensi mencapai level 7.600 di akhir tahun meski tengah mengalami guncangan selama beberapa pekan belakangan.
IHSG ditutup pada posisi 6.655,78, atau turun 0,93 persen pada Rabu (13/7/2022). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.636,04 - 6.727,92.
Selama 1 bulan terakhir, IHSG tercatat mengalami koreksi sebesar 5,22 persen. Sementara, secara year to date (ytd) IHSG masih bergerak positif sebesar 0,9 persen
Analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, pihaknya belum mengubah proyeksi IHSG hingga akhir tahun 2022. BNI Sekuritas mempertahankan proyeksi IHSG pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir 2022.
Maxi memaparkan, pergerakan IHSG salah satunya akan dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi virus corona. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan stabil di sisa tahun ini.
“Selain itu, mulai membaiknya kinerja keuangan emiten di bursa Indonesia diyakini akan mengerek naik IHSG pada semester II/2022,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (13/7/2022).
Baca Juga
Sementara itu, dari luar negeri, pelaku pasar akan mencermati ancaman resesi yang masih dapat terjadi.
Ia menambahkan, hal tersebut seiring dengan melonjaknya inflasi global, seperti di AS.
Adapun, salah satu sektor saham yang menurutnya masih patut dicermati menurut Maxi adalah emiten pertambangan. Hal ini terutama untuk sektor batu bara mengingat tren harganya yang cukup baik.
Selain itu, sektor konsumer juga dapat menjadi perhatian investor. Menurutnya, sejauh ini sektor konsumer cenderung resilien di tengah volatilitas pasar yang terjadi.
“Kelanjutan pemulihan ekonomi juga akan menjadi katalis positif untuk perusahaan di sektor ini,” tutupnya.