Bisnis.com, JAKARTA — PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) dan PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) siap listing di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Investor pun menantikan apakah saham tersebut bisa mencapaia batas teratas atau auto reject atas (ARA).
Auto Rejection merupakan pembatasan minimum dan maksimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Auto rejection diterapkan untuk memastikan perdagangan saham berjalan dalam kondisi wajar.
Jika saham berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah, sistem bursa akan menolak 'order' secara otomatis yang ditetapkan oleh BEI. Batas tersebut yang dinamakan auto reject atas dan bawah.
Sebuah saham yang terus menerus mengalami kenaikan, akan dikategorikan ARA. Batasan auto rejection yang berlaku selama pandemi saat ini yakni rentang harga Rp50-Rp200 berlaku ARA 35 persen, lalu rentang harga lebih dari Rp200-Rp5.000 berlaku ARA 25 persen, dan rentang di atas Rp5.000 berlaku ARA 20 persen.
Sementara itu, sejak pandemi, batas ARB diubah menjadi 7 persen untuk ketiga rentang saham tersebut atau auto reject asimetris. Hal ini untuk menahan penurunan harga saham dan IHSG secara signifikan.
PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) dan PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) akan menjadi perusahaan ke-23, 24, dan 25 yang tercatat di BEI pada 2022.
Baca Juga
Sebagai informasi, produsen tepung olahan gandum TRGU membidik sebanyak-banyaknya Rp315 miliar melalui penawaran umum perdana saham atau IPO.
Saham ditawarkan dengan harga Rp210 per saham dan maksimal sebanyak 1,5 miliar saham, atau 18,88 persen dari jumlah seluruh modal disetor perseroan setelah IPO.
TRGU telah melaksanakan penawaran umum pada 4—6 Juli 2022. Dana hasil IPO akan disuntikkan sebagai tambahan modal kepada dua anak perusahaan Cerestar Indonesia yaitu PT Harvestar Flour Mills (HFM) dan PT Agristar Grain Industry (AGY).
Sekitar 46,67 persen akan digunakan untuk pembelian mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi HFM sebesar 600 ton per hari. Kemudian sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang HFM dan sekitar 33,33 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas gudang dan pengepakan AGY yang berlokasi di Cilegon.
Sementara itu, emiten yang bergerak di industri dan perdagangan bahan kimia untuk tekstil ChemStar Indonesia (CHEM) telah melaksanakan penawaran umum perdana saham pada 4—6 Juli 2022. CHEM tercatat menetapkan harga bagi pemesan saham di pasar perdana sebesar Rp150 per saham.
CHEM menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru, yang merupakan saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp25 setiap saham, atau sebanyak-banyaknya 29,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam IPO ini, CHEM diperkirakan dapat meraih dana segar sebesar Rp75 miliar yang 27,87 persen di antaranya akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh perseroan sebagai pabrik dan kantor operasional. Sementara itu, sisanya sekitar 72,13 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Calon emiten pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) menargetkan dapat memperoleh raihan dana sampai Rp173,97 miliar dari penawaran umum saham perdana.
ARKO menawarkan sebanyak-banyaknya 579,9 juta saham atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham yang merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp25 per saham. ARKO tercatat menetapkan harga bagi pemesan saham di pasar perdana di angka Rp300 per saham.
Sekitar 63 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan untuk pengembangan proyek proyek EBT ke depannya. Perinciannya, 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari. Kedua, sekitar 37 persen akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.