Bisnis.com, JAKARTA — Deretan saham perbankan masih menarik untuk dicermati di tengah gejolak perekonomian, mengingat sejumlah keunggulan di sektor ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan, terlepas dari gejolak pasar saat ini, harga saham bank-bank besar yang tertekan sekarang menawarkan potensi kenaikan lebih besar.
“Oleh karena itu, kami mempertahankan rating overweight di sektor perbankan,” ujar Handiman dalam risetnya, dikutip Rabu (6/7/2022).
Empat saham big banks yang direkomendasikan beli oleh Mirae antaralain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
BBRI dan BMRI menjadi pilihan utama, sedangkan BCA juga dinilai memiliki kinerja cukup kuat.
“Pilihan utama kami adalah BBRI dan BMRI. Kami juga menyukai BBCA karena memiliki kinerja paling tangguh yang merupakan elemen penting selama masa-masa sulit,” imbuh Handiman.
Baca Juga
Keempat bank besar tersebut mencatatkan pertumbuhan kinerja yang dinilai stabil selama lima bulan pertama tahun ini, dengan BBRI yang paling unggul. Sementara itu, hasil run rate BBRI, BMRI, dan BBNI juga berada di atas perkiraan konsensus, sedangkan BBCA inline.
BBRI mencatatkan pencapaian terbaik pada Mei 2022 didukung pertumbuhan pendapatan bunga dan nonbunga serta efisiensi beban bunga.
Adapun BMRI juga membukukan kinerja yang lebih kuat pada Mei 2022 didorong oleh efisiensi opex.
Di sisi lain, beberapa hal yang patut menjadi perhatian terkait sentimen saham perbankan yaitu pertumbuhan kredit yang sedikit melambat secara tahunan sebesar 9 persen pada Mei 2022, serta pertumbuhan simpanan 9,9 persen year-on-year (yoy) ditopang giro dan tabungan, serta loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 80 persen.
Menurut Handiman, melihat hasil kinerja perbankan dan makro ekonomi Indonesia selama 5 bulan pertama 2022, pihaknya tetap optimistis namun juga waspada terhadap sektor perbankan.
“Perhatian kami terletak pada kualitas aset dan pertumbuhan kredit,” pungkasnya.
Hal ini karena banyaknya bisnis yang baru saja pulih dari kemerosotan selama pandemi, sehingga kualitas pinjaman berpotensi memburuk apabila suku bunga naik.
Selain itu, pertumbuhan kredit juga dapat terkena dampak negatif dari kenaikan suku bunga, terutama di segmen konsumer.
Risiko investasi saham perbankan yang perlu diperhatikan terkait adanya pembatasan mobilitas yang mungkin terjadi, meningkatnya inflasi, pertumbuhan kredit melambat, dan kualitas aset yang memburuk.
Pada sesi kedua perdagangan Rabu, (6/7/2022), keempat saham bank kompak parkir di zona merah. BBRI terkoreksi tipis 0,49 persen ke level 4.070, BMRI turun 2,29 persen ke posisi 7.475, BBCA melemah 0,34 persen ke level 7.225, dan BBNI juga merosot 1,94 persen menjadi 7.600.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,28 persen karena sentimen investor yang memperhitungkan revisi inflasi Bank Indonesia.
Head of Investment Research Strategist Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan penghambat utama IHSG adalah GOTO dan sektor keuangan.
“[Hal ini] karena investor asing terus membukukan net sell di beberapa bank besar, yaitu BBCA dan BBRI,” ujarnya.
Berikut rekomendasi saham big banks berdasarkan analisis Mirae Asset Sekuritas:
Emiten | Kode | Rating | Harga Terakhir | Target Harga | Upside (%) |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | Buy | 4.070 | 5.450 | 34,9 |
Bank Mandiri | BMRI | Buy | 7.475 | 10.200 | 37,8 |
Bank Central Asia | BBCA | Buy | 7.225 | 8.550 | 21,3 |
Bank Negara Indonesia | BBNI | Buy | 7.600 | 9.575 | 25,2 |
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.