Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Libur, Tekanan Jual Asing ke IHSG Hari Ini Berkurang?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan menguji level resistance pada posisi 6.762.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan menguji level resistance pada posisi 6.762.

Direktur Asset Management Edwin Sebayang mengatakan IHSG hari ini akan bergerak pada rentang 6.538 sampai 6.762. Menurutnya, tekanan jual di Bursa Indonesia Selasa ini berpeluang cooling down alias melandai seiring Bursa Amerika Serikat tutup merayakan Hari Kemerdekaan.

Adapun selama 6 hari IHSG turun cukup tajam sebesar -5,81 persen sehingga penguatan IHSG tersisa hanya 0,88 persen YTD mendekati level awal 2022. Pada perdagangan hari ini angin segar datang dari penguatan harga beberapa komoditas seperti: Coal +4.34%, Oil +2.03%, Nikel +3.7% dan Timah +0.75%.

Dilain pihak, sentimen negatif yang sangat perlu diwaspadai berasal dari mulai kembali dinaikannya Level PPKM di Jabodetabek menjadi level 2 serta turunnya harga komoditas seperti CPO yang kembali jatuh tajam dihari kedua sebesar -7.83 persen. Selain itu, turunnya harga emas sebesar -0.25% ditengah semakin melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar mendekati level Rp15.000.

Hari ini, Edwin merekomendasikan saham berbasis komoditas seperti ADMR, TBIG, UNTR, SILO, ELSA, INCO, ADRO, dan ITMG.

Sementara itu, Riset dari Syailendra Capital menyebutkan, pasar saham Indonesia masih berpotensi melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun 2022. Dari sisi valuasi, penerimaan emiten diprediksi akan menyusul valuasi saham sehingga mendekati rasio price to earning 5 tahunan.

“Namun, valuasi ini relatif lebih murah dibandingkan negara – negara lain,” demikian kutipan laporan tersebut, Selasa (5/7/2022).

Seiring dengan hal tersebut, pertumbuhan laba perusahaan – perusahaan tercatat di Indonesia akan memiliki outlook yang positif hingga akhir tahun. Menurut laporan tersebut, pertumbuhan 18 persen – 20 persen yang dicatatkan IHSG masih lebih tinggi dibandingkan emerging market lain.

Prospek IHSG juga ditopang oleh berlanjutnya aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Hal ini seiring dengan posisi jumlah investor asing yang tengah berada di posisi terendah sepanjang masa atau all time low.

Selain itu, tren neraca perdagangan yang stabil dan catatan surplus neraca transaksi berjalan akan berimbas pada ketahanan nilai tukar rupiah serta pasar saham.

“Target IHSG base case ada di kisaran 7.400 – 7.500. Hal ini didasarkan pada earnings growth 17 dan rasio price to earnings bergerak relatif flat,” demikian kutipan laporan tersebut.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper