Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menyentuh level 7.500 hingga akhir tahun 2022. Beberapa sektor yang diuntungkan dengan tren kenaikan inflasi dan suku bunga, seperti perbankan, komoditas, dan telekomunikasi, dapat dicermati investor.
Riset dari Syailendra Capital menyebutkan, pasar saham Indonesia masih berpotensi melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun 2022. Dari sisi valuasi, penerimaan emiten diprediksi akan menyusul valuasi saham sehingga mendekati rasio price to earning 5 tahunan.
“Namun, valuasi ini relatif lebih murah dibandingkan negara – negara lain,” demikian kutipan laporan tersebut, Selasa (5/7/2022).
Seiring dengan hal tersebut, pertumbuhan laba perusahaan – perusahaan tercatat di Indonesia akan memiliki outlook yang positif hingga akhir tahun. Menurut laporan tersebut, pertumbuhan 18 persen – 20 persen yang dicatatkan IHSG masih lebih tinggi dibandingkan emerging market lain.
Prospek IHSG juga ditopang oleh berlanjutnya aliran dana asing ke pasar saham Indonesia. Hal ini seiring dengan posisi jumlah investor asing yang tengah berada di posisi terendah sepanjang masa atau all time low.
Baca Juga
Selain itu, tren neraca perdagangan yang stabil dan catatan surplus neraca transaksi berjalan akan berimbas pada ketahanan nilai tukar rupiah serta pasar saham.
“Target IHSG base case ada di kisaran 7.400 – 7.500. Hal ini didasarkan pada earnings growth 17 dan rasio price to earnings bergerak relatif flat,” demikian kutipan laporan tersebut.
Adapun, Syailendra Capital merekomendasikan saham – saham pada sektor perbankan, komoditas, telekomunikasi, dan otomotif serta sejumlah big caps domestik. Menurutnya, sektor – sektor tersebut akan diuntungkan dengan kondisi tingginya harga komoditas dan inflasi, kenaikan suku bunga, pemulihan ekonomi, serta masuknya aliran dana asing.