Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Minim Belanja Modal, Emisi Obligasi Korporasi Macet

BNI Sekuritas memprediksi pasokan surat utang korporasi hingga akhir tahun ini akan cenderung lebih rendah dibandingkan total jatuh tempo.
ilustrasi investasi. BNI Sekuritas memprediksi pasokan surat utang korporasi hingga akhir tahun ini akan cenderung lebih rendah dibandingkan total jatuh tempo.
ilustrasi investasi. BNI Sekuritas memprediksi pasokan surat utang korporasi hingga akhir tahun ini akan cenderung lebih rendah dibandingkan total jatuh tempo.

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun 2022 diprediksi menurun di tengah tekanan pada pasar global dan rendahnya kebutuhan emiten untuk membiayai belanja modal.

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe mengatakan, dari sisi permintaan prospek pasar obligasi korporasi Indonesia masih cukup menarik. Hal tersebut seiring dengan sikap investor yang melakukan diversifikasi portofolio untuk meningkatkan returnnya sampai akhir tahun.

Meski demikian, Amir memprediksi pasokan surat utang korporasi hingga akhir tahun ini akan cenderung lebih rendah dibandingkan total jatuh tempo. Data dari BNI Sekuritas mencatat, total obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2022 adalah sebesar Rp137 triliun.

“Proyeksi kami untuk penerbitan obligasi korporasi full year 2022 cenderung konservatif, yaitu sebesar Rp120 triliun,” katanya dalam sesi diskusi dengan media pada Kamis (30/6/2022).

Menurutnya, minimnya minat obligor untuk menerbitkan surat utang utamanya disebabkan oleh tren suku bunga global yang mulai naik. Selain itu, risiko inflasi juga semakin meningkatkan volatilitas pasar surat utang.

Hal ini membuat korporasi cenderung bersikap wait and see terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menerbitkan surat utang.

Ia menambahkan, kebutuhan emiten – emiten dengan rating utang yang baik untuk emisi obligasi juga cenderung rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya jumlah anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini.

“Emiten – emiten pemain lama di pasar obligasi dan yang rating bagus cenderung belum membutuhkan. Sementara, emiten – emiten yang pemain baru dan ratingnya kurang optimal harus mempertimbangkan kondisi pasar terlebih dahulu,” jelasnya.

Adapun, Amir memprediksi emisi surat utang korporasi hingga akhir tahun 2022 akan didominasi oleh sektor finansial, terutama dari multifinance.

Sebelumnya, Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie menjelaskan, sebelum masa pandemi virus corona nilai emisi obligasi korporasi baru umumnya akan lebih tinggi dibandingkan jumlah jatuh tempo.

Tercatat, pada tahun 2018 dan 2019 nilai emisi mencapai Rp113,75 triliun dan Rp127,35 triliun, jauh di atas total obligasi yang jatuh tempo masing – masing sebesar Rp80,8 triliun pada 2018 dan Rp92,39 triliun pada 2019.

Namun, di masa pandemi virus corona, korporasi menahan diri untuk menerbitkan surat utang, sehingga nilai surat utang jatuh tempo cenderung lebih tinggi dibandingkan yang diterbitkan.

“Penurunan memang wajar karena risiko pasar yang cenderung tinggi selama pandemi,” jelasnya belum lama ini.

Berdasarkan data tersebut, Roby mengatakan korporasi perlu menerbitkan surat utang sekitar Rp80 triliun lagi untuk membayar seluruh surat utang yang jatuh tempo pada tahun ini. Meski demikian, PHEI memprediksi nilai tersebut akan cukup sulit tercapai.

Ia menjelaskan, sentimen yang menekan pasar obligasi korporasi Indonesia adalah tren kenaikan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Sentimen ini akan meningkatkan risiko di pasar surat utang Indonesia serta menekan minat investor.

Kenaikan risiko serta turunnya minat investor terhadap surat utang jenis ini akan membuat korporasi cenderung menahan diri untuk menerbitkan obligasi baru.

“Dalam skenario moderat, kami memprediksi total penerbitan obligasi korporasi tahun 2022 di kisaran Rp105 triliun hingga Rp110 triliun,” kata Roby.

Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat total obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada 2022 adalah sebesar Rp145,97 triliun. Sementara itu, jumlah emisi obligasi korporasi hingga 15 Juni 2022 adalah sebesar Rp64,42 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper