Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah pada akhir perdagangan Jumat (24/6/2022), dan membukukan penurunan mingguan pertama bulan ini karena pelaku pasar menilai ulang ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya ditutup melemah 0,246 poin atau 0,24 persen ke level 104,185 pada Jumat.
Faktor signifikan minggu ini adalah jatuhnya harga-harga minyak dan komoditas, yang telah meredakan kekhawatiran inflasi dan memungkinkan pasar ekuitas untuk pulih. Sentimen ini telah mengikis minat terhadap aset safe haven yang telah mendorong dolar lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya.
"Turunnya harga-harga komoditas dapat membantu menarik angka inflasi utama ke bawah - terutama ke bulan-bulan musim gugur - mengurangi kebutuhan akan pengetatan moneter yang agresif," kata kepala strategi pasar perusahaan pembayaran Corpay Karl Schamotta, dilansir Antara, Sabtu (25/6/2022).
Dana Fed (fed fund) berjangka AS pada Jumat (24/6/2022) memperkirakan probabilitas 73 persen untuk kenaikan 75 basis poin pada pertemuan Juli. Tetapi untuk September pasar telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan hanya 50 basis poin.
Mata uang safe haven tergelincir lebih jauh setelah data menunjukkan penjualan rumah baru melonjak 10,7 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman di 696.000 unit bulan lalu. Laju penjualan Mei direvisi lebih tinggi menjadi 629.000 unit dari 591.000 unit yang dilaporkan sebelumnya.
Baca Juga
Survei sentimen konsumen University of Michigan menunjukkan hasil yang beragam, dengan sentimen memburuk pada Juni menjadi 50, dari pembacaan akhir pada Mei di 58. Tetapi angka ekspektasi inflasi lima tahun turun menjadi 3,1 persen dari perkiraan awal 3,3 persen pada pertengahan Juni.
Dolar AS, yang naik sekitar 9 persen tahun ini, telah kehilangan sebagian dari kilaunya sejak investor mulai bertaruh bahwa Fed dapat memperlambat laju pengetatan suku bunga menyusul kenaikan 75 basis poin lainnya pada Juli. Mereka sekarang memperkirakan suku bunga memuncak pada Maret mendatang sekitar 3,5 persen dan turun hampir 20 basis poin pada Juli 2023.
Pengulangan kenaikan suku bunga ini mengirim imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun ke posisi terendah dua minggu, sementara indeks dolar telah kehilangan 0,5 persen minggu ini.
Namun untuk saat ini, Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan komitmen "tanpa syarat" bank sentral untuk menjinakkan inflasi. Gubernur Fed Michelle Bowman juga mendukung kenaikan 50 basis poin untuk pertemuan "beberapa berikutnya" setelah Juli.