Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan koreksi pada perdagangan Jumat (17/6/2022) akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed yang agresif dan jatuhnya Wall Street.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB kemarin, IHSG parkir pada posisi 7.050,32 atau menguat 0,62 persen. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.025-7.138.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengungkapkan sentimen positif IHSG bakal kembali dihajar sentimen negatif.
"Baru sehari dikasih bernafas, Indeks DJIA kembali dihajar turun sebesar -2,42 persen dan saat ini sudah berada dibawah level psikologis 30.000, level terendah sejak Maret 2020, seiring mengecewakannya data sektor perumahan AS [data building permits & housing starts] turun terendah sejak Oktober 2021 dan tingginya inflasi ditengah The Fed secara agresif menaikkan FFR," katanya, Jumat (17/6/2022).
Akibat tingginya inflasi, saat ini pelaku pasar di Wall Street mulai memperkirakan The Fed akan menaikkan FFR hingga 4,5 persen hingga 5 persen, lebih tinggi dari proyeksi The Fed saat ini pada level 3,5-4 persen
Jika jatuhnya DJIA tersebut dikombinasikan dengan turunnya EIDO sebesar 0,09 persen padahal kemarin IHSG naik 0,62 persen serta turunnya harga beberapa komoditas seperti CPO dan nikel di tengah semakin melemahnya nilai tukar rupiah berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Jumat ini.
Baca Juga
Dia memperkirakan rentang pergerakan IHSG pada 6.959-7.073. Adapun, rekomendasi sahamnya disematkan pada BBCA, PGAS, ASII, MAPI, ITMG, ISAT, PTBA, CPIN, TOWR, ADMR, dan TBIG.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel