Bisnis.com, JAKARTA – Rebound harga Bitcoin dan aset kripto lainnya pasca pengumuman The Fed diyakini hanya bersifat sementara seiring dengan tekanan pasar yang masih cukup besar.
Melansir laman coinmarketcap.com pada Kamis (16/6/2022) harga Bitcoin terpantau sempat naik hingga 4,62 persen dalam sehari terakhir ke level US$22.257,04. Sementara itu, nilai Ethereum juga menguat 4,32 persen ke US$1.211,50 di waktu yang sama.
Reli juga terjadi pada beberapa altcoin atau koin yang lebih kecil dan terkadang kurang dikenal dibandingkan dengan Ethereum atau Bitcoin. Aset altcoin seperti Solana , Polkadot, dan Dogecoin terpantau menguat lebih dari 10 persen dalam 24 jam terakhir.
Terkait hal tersebut, Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, hal ini merupakan dampak positif dari keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan untuk menekan inflasi AS yang terus meninggi. Selain itu, investor menangkap kebijakan The Fed ini hanya berdampak sementara, sehingga market kembali bergairah, seperti saham dan kripto.
“Peningkatan ini memulihkan sebagian besar kerugian yang dialami oleh investor selama enam hari terakhir. Kenaikan ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena dalam ada sell on rumor buy on news. Karena ekspektasi suku bunga naik 75 basis poin dan ternyata terjadi, maka investor jual dulu dan beli setelah udah benar naik 75 basis poin,” jelas Afid dikutip dari laman resmi Tokocrypto.
Kenaikan pada pasar kripto bisa saja tidak terjadi, jika The Fed menaikan suku bunga acuan hingga 100 basis poin, karena investor yang terlanjut melakukan aksi jual, tidak akan kembali beli.
Baca Juga
Hal ini terjadi ketika pengumuman data inflasi AS pada Jumat lalu, investor tidak melakukan aksi beli karena kenaikan inflasi yang berada di luar ekspektasi
Investor juga perlahan tenang setelah ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa mereka hanya akan mengerek suku bunga acuan dengan kencang pada saaat tertentu saja.
Akibatnya, pengetatan kebijakan moneter tersebut hanya untuk sementara dan tidak berencana mengerek suku bunganya secara agresif di jangka panjang.
“Sinyal terkait kepastian kebijakan moneter tersebut menuntun pelaku pasar kembali ke market kripto dan meninggalkan aset berpendapatan tetap. Aset digital secara signifikan berkorelasi dengan pasar keuangan AS dalam beberapa bulan terakhir, yang keduanya terus melemah,” tutur Afid.
Afid melanjutkan rebound ini diprediksi hanya sementara. Pasalnya, beberapa sentimen negatif masih membayangi market kripto, seperti Bank Sentral Eropa mengadakan pertemuan yang tidak dijadwalkan untuk mempertimbangkan masalah pasar yang lebih luas, termasuk meningkatnya biaya pinjaman di antara negara-negara berutang di benua itu.
Sementara itu, industri kripto terus memperhitungkan dampak dari Celsius dan runtuhnya stablecoin TerraUSD (UST) dan token LUNA bulan lalu.
“Jika bear market masih terus berlanjut harga Bitcoin bisa turun dari zona overhead ini dan mencoba untuk melanjutkan tren dengan menarik pasangan di bawah US$20.000. Jika berhasil turun, Bitcoin bisa ke support berikutnya di US$17.500 dan kemudian US$16.000.