Bisnis.com, JAKARTA - Pasar kripto terus mengalami penurunan sepanjang Juni 2022. Hal ini sebagai akibat dari tekanan makro ekonomi secara global.
Mengutip data coinmarketcap.com, Kamis (16/6/2022), harga Bitcoin (BTC) melemah 25,3 persen sepanjang 7 hari terakhir dan menguat 2,82 persen pada dalam 24 jam terakhir ke level US$22.594.
Harga koin kapitalisasi besar lain, Ethereum (ETH) juga melemah 31,16 persen sepekan terakhir dan menguat 2,72 persen pada 24 terakhir ke level US$1.237,05.
Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan penurunan harga mata uang kripto dalam sepekan terakhir karena terjadinya beberapa kejadian makroekonomi.
"Beberapa di antaranya adalah inflasi Indeks Harga Konsumen AS serta suku bunga AS. Indeks Fear and Greed terus berada di level Extreme Fear dengan nilai kripto secara keseluruhan turun di bawah US$ 1 triliun sekitar Rp14,72 triliun untuk pertama kalinya sejak Januari 2021," katanya dalam keterangan, Kamis (16/6/2022).
Yang menarik di pekan ini, volume perdagangan Bitcoin di pasar spot atau harian dan volume likuidasinya di pasar berjangka mencapai titik tertinggi di tahun ini. Sementara itu, pangsa pasar stablecoin mulai meningkat dengan pertumbuhan investor USDC sebesar 1,3 persen.
Baca Juga
“Investor juga perlu memahami bahwa aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi, yang artinya high risk high return, di mana potensi keuntungan yang besar didapatkan diiringi dengan risiko kerugian yang juga besar dan dapat terjadi kapan saja," terangnya.
Dengan demikian, siklus downtrend seperti ini adalah hal yang normal, dan tentunya tidak akan selamanya turun. Perlu diingat juga, jika dilihat secara historis yang lebih panjang, tren pergerakan yang menurun justru menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk berinvestasi.
Seperti halnya harga Bitcoin, sebetulnya terus naik sejak pertama kali diluncurkan. Namun, perlu diingat, pergerakan di masa lalu tidak merepresentasikan pergerakan di masa yang akan datang.