Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga The Fed Naik IHSG Naik, Saham BMRI-TLKM Diborong Asing

IHSG dibuka menguat seiring dengan kembalinya investor asing melakukan aksi beli setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan.
Dari kiri-kanan: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021, Senin (4/1/2021).
Dari kiri-kanan: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021, Senin (4/1/2021).

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan awal har ini, Kamis (15/6/2022), seiring dengan sentimen positif pasar setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps.

IHSG dibuka naik 0,80 persen atau 56,02 poin ke posisi pada 7.063,07 pukul 09.00 WIB. IHSG sempat naik ke posisi tertinggi di 7.078,18 beberapa saat setelah pembukaan

Terdapat 214 saham menguat pada awal perdagangan, sementara 50 saham melemah dan 201 saham bergerak di tempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign buy Rp5,36 miliar.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi saham yang paling banyak diburu investor asing dengan net foreign buy sebesar Rp20,5 miliar.

Menyusul di belakangnya adalah saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan net foreign buy sebesar Rp4,3 miliar dan saham PT Vale Indonesia Tbk. (VALE) yang diincar asing dengan net buy Rp1,9 miliar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyebutkan bahwa IHSG menghadapi sentimen positif setelah pengumuman keputusan FOMC The Fed.

Dow Jones Industrial Average tercatat berbalik menguat 1 persen pada perdagangan Rabu (15/6/2022) waktu setempat, sementara selama 5 hari berturut-turut sebelumnya turun tajam sebesar 2.815,3 poin atau 8,77 persen.

"Jika reboundnya DJIA tersebut dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar 0,31 persen serta naiknya harga beberapa komoditas seperti batu bara naik 4,31 persen, emas naik 1,45 persen dan nikel sebesar 2,39 persen di tengah penurunan yield obligasi AS sebesar 0,54 persen untuk tenor 10 tahun berpotensi menjadi sentimen positif bagi penguatan IHSG dan naiknya harga obligasi dalam perdagangan Kamis ini," paparnya, Kamis (16/6/2022).

Di sisi lain, potensi sentimen negatif yang perlu diantisipasi akan berasal dari turunnya harga beberapa komoditas seperti minyak, CPO, serta timah. Penurunan ini terjadi di tengah berlanjutnya penurunan nilai tukar rupiah atas dolar AS serta net sell investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper