Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pantau Efek Suku Bunga The Fed, BNI Sekuritas Jagokan Saham BBCA hingga PTBA

IHSG berpeluang rebound seiring dengan kepastikan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (16/6/2022) berpeluang untuk rebound setelah Federal Reserve memutuskan kenaikan suku bunga acuan.

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal peluang IHSG mengalami rebound masih terbuka, hal ini terlihat dari candle long legged doji dan kondisi yang mendekati oversold.

“Trend bullish, selama di atas 6.932, berpeluang menuju 7.051--7.160. IHSG closing di bawah 5 day MA (7.064). Indikator MACD netral, Stochastic mendekati oversold. Selama di atas 6.930, berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888--7.209 gap tercapai) next 7.160/7.257. Range breakout berada di 6.924 - 7.087,” ujar Andri dalam keterangan resminya, Kamis (16/6/2022).

Adapun level resistance pada perdagangan hari ini ada di level 7.031/7.087/7.117/7.160. Sementara untuk level support berada di 6.966/6.924/6.886/6.834. Perkiraan range 6.960 - 7.080.

Lebih lanjut, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menyampaikan, Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1,00%, sementara S&P 500 naik lebih kuat 1,46%, bahkan indeks Nasdaq menguat sangat signifikan sebesar 2,50%.

“Penguatan terjadi setelah the Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, tertinggi sejak tahun 1994. The Fed juga mengindikasikan akan adanya kenaikan sebesar 50 atau 75 basis poin pada pertemuan berikutnya,” jelas Maxi.

Maxi menambahkan, bursa Eropa juga mencatat penguatan. Sementara bursa regional Asia Pasifik kemarin bergerak variatif. Beberapa bursa yang menguat adalah Shanghai Composite dan Hang Seng, sementata Nikkei dan BEi mencatat penurunan.

Sebagai informasi, China mengumumkan pertumbuhan produksi industri sebesar 0,7% YoY pada Mei 2022, dibandingkan bulan sebelumnya -2,9% YoY, jauh di atas perkiraan. Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan (balance of trade) sebesar USD2,9 miliar, dengan pertumbuhan ekspor 27% YoY pada Mei 2022, di bawah perkiraan.

Dengan kondisi pasar saat ini, investor dapat mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan rekomendasi speculative buy pada target 7.450/7.600 stop loss di bawah 7.250/7.025.

Aksi speculative buy juga bisa dilakukan pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target 3.770/3.860 stop loss di bawah 3.430.

Investor juga dapat mencermati saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan rekomendasi buy pada level 4.030-4.050 target 4.120/4.160 stop loss di bawah 3.900.

Sementara saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) direkomendasikan buy pada 610-620 target 650/660 stop loss di bawah 580.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper