Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas terintegrasi PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) aktif meningkatkan kapasitas produksi rumah potong hewannya (RPH). Kapasitas RPH perseroan tercatat meningkat dari 13.500 ayam per jam, menjadi 37.500 per jam hingga akhir 2022.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Fauni menuturkan, meskipun WMUU aktif melakukan ekspansi, produksi WMUU sebagian besar diserap oleh klien off-taker perseroan.
"Skala dan fasilitas perseroan yang berstandar internasional membuat perseroan berada dalam posisi yang lebih baik untuk bersaing dengan pemain di bisnis RPH yang ada saat ini, yang didominasi oleh RPH skala kecil dan rumahan dengan efisiensi dan kualitas yang lebih inferior," tutur Emma dalam risetnya, dikutip Rabu (15/6/2022).
Emma menjelaskan, dengan rencana yang ambisius dalam beberapa tahun belakangan, saat ini manajemen WMUU memberikan guidance atau rencana kerja yang lebih rendah di 2022 dibanding tahun lalu, mengikuti harga komoditas pakan yang meningkat.
WMUU menargetkan pendapatan meningkat 11 persen menjadi Rp3,4 triliun, dengan laba bersih meningkat 13 persen menjadi Rp236 miliar di 2022.
Sebelumnya, sepanjang 2021, penjualan bersih WMUU naik di atas 150 persen secara tahunan. Penjualan perseroan naik 168,88 persen dari Rp1,15 triliun pada 2020, menjadi Rp3,09 triliun pada 2021.
Baca Juga
Perseroan pun mampu mencetak laba bersih Rp209,26 miliar sepanjang 2021, meningkat 186,78 persen dari Rp72,96 miliar di 2020.
Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi untuk trading buy saham WMUU dengan target harga atau target price (TP) pada Rp160 per saham.
"Kami menurunkan optimisme kami dan mengharapkan adanya pertumbuhan yang lebih kuat pada 2023," tuturnya.
Senada dengan Emma, Chief Financial & HCD Officer Widodo Makmur Unggas Wahyu Andi Susilo optimistis bakal menuai berkah pada 2023 dari fasilitas produksi yang dibangun perseroan selama ini.
"Rencana belanja modal kami sebesar Rp800 miliar hingga Rp1 triliun di 2022 akan berdampak ke pertumbuhan kami di tahun berikutnya. Target pertumbuhan pendapatan kami hanya 11 persen di 2022, karena hasil puncak dari fasilitas yang kami bangun akan terjadi di 2023," tutur Andi, Rabu (15/6/2022).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.