Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Widodo Makmur Unggas (WMUU) Hadapi Kenaikan Harga Pakan

PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) akan mensubstitusi bahan pakan seperti kedelai dan jagung, untuk menyiasati kenaikan harga komoditas pakan ternak.
Direksi PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (15/6/2022)./istimewa
Direksi PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (15/6/2022)./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) menyebut telah menyiapkan strategi menghadapi kenaikan harga komoditas pakan ternak, yakni kedelai dan jagung.

Chief Executive Officer Widodo Makmur Unggas Ali Mas'adi mengatakan, pihaknya memiliki strategi yang berbeda dengan perusahaan lain di industri yang sama. Ali menyebut, 90 persen pendapatan perseroan didorong oleh produk daging ayam.

"Fokus bisnisnya di downstream atau rumah potong hewan (RPH). Kalau dilihat, harga daging ayam itu relatif stabil sehingga tidak terlalu berpengaruh [kenaikan harga komoditas]," ujar Ali dalam paparan publik Widodo Makmur Unggas, di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Ali melanjutkan, dengan harga komoditas bahan pakan yang naik, perseroan telah melakukan riset bagaimana mengurangi ketergantungan terhadap produk kedelai, yang masih diimpor hingga saat ini. Dengan strategi ini, emiten berkode saham WMUU ini dapat mengurangi pemakaian kedelai menjadi 15 persen dari 25 persen.

Lebih lanjut, Ali menegaskan fokus bisnis WMUU berada pada sisi downstream. Ali menyebut peluang meningkatkan penjualan di sisi downstream masih terbuka saat ini.

Dia mencontohkan, kondisi Singapura yang kekurangan pasokan ayam akibat Malaysia yang memberhentikan ekspor ayam, dapat menjadi peluang bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja.

"Jadi kami lihat kondisi Singapura, itu peluang bagi kami sebetulnya karena fasilitas kami didesain dari awal bisa mendukung ekspor dan telah memiliki sertifikasi untuk food security-nya. Tinggal bagaimana government to government (G2G) pemerintah dengan Singapura dibuka sehingga kami bisa ekspor," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper