Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang FOMC Meeting, IHSG Diperkirakan Lanjut Melemah

Pasar memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan hal ini sudah berdampak pada pergerakan IHSG dalam beberapa hari terakhir.
Jelang FOMC Meeting, IHSG diperkirakan lanjut melemah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Jelang FOMC Meeting, IHSG diperkirakan lanjut melemah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Jelang pengumuman hasil pertemuan The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis mendatang (16/6/2022), analis mengungkapkan hal tersebut berdampak menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Adapun pada pertemuan tersebut, pasar memprediksi kenaikan suku bunga oleh The Fed, dan hal tersebut dipercaya berdampak negatif bagi IHSG dan bahkan telah terasa pada perdagangan sebelumnya dengan pelemahan IHSG. 

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengungkapkan kenaikan suku bunga dari The Fed memiliki potensi negatif pada pergerakan IHSG

“Karena kenaikan suku bunga The Fed dapat mengakibatkan adanya capital outflow dari investor asing,” ungkap Abdul kepada Bisnis, Selasa (14/6/2022). 

Namun karena sebelumnya telah ada ekspektasi kenaikan suku bunga, Abdul menjelaskan biasanya pelaku pasar sudah melakukan price-in terlebih dahulu untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang agresif. 

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG telah mengalami pelemahan beruntun mulai Kamis (9/6/2022) lalu hingga perdagangan kemarin, Senin (13/6/2022) dan meninggalkan level 7.000. 

Namun pada hari ini berhasil berbalik menguat 0,78 persen atau 54,44 poin dan akhirnya parkir ke level 7.049,88. 

Adapun total transaksi hari ini sebanyak Rp15,64 triliun. Di tengah penguatan indeks di hari ini, investor asing justru terpantau melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp551,44 miliar. 

Terkait dengan hasil keputusan The Fed mengenai kenaikan suku bunga, Kiwoom Sekuritas pun memproyeksikan IHSG ke depannya cenderung melemah. 

“Kami memproyeksikan IHSG masih akan sideways cenderung melemah, hal ini dikarenakan masih adanya ketakutan akan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif mengingat data inflasi yang dicatat tinggi,” ungkap Abdul. 

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa saat ini pelaku pasar masih menunggu terkait dengan kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia. 

Oleh sebab itu, Abdul pun merekomendasikan kepada investor untuk wait and see terlebih dahulu. 

Atau untuk melakukan buy on weaknes pada saham-saham yang sudah turun dalam, seperti saham-saham sektor perbankan, ataupun saham-saham komoditas yang berkaitan dengan safe haven seperti emas, contohnya saham MDKA. 

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma secara terpisah menyampaikan bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berdampak pada tertekannya IHSG semenjak akhir pekan lalu karena saham-saham di regional juga jatuh. 

Meski pada perdagangan hari ini, IHSG rebound, Suria mengatakan investor asing justru melakukan aksi jual bersih atau net sell

“Kenaikan [suku bunga] The Fed yang agresif akan menekan Bank Indonesia juga dalam memutuskan tingkat suku bunga,” jelas Suria. 

Tertekannya Bank Indonesia tersebut menurutnya juga berpotensi menaikkan indeks dolar AS dan kemudian memperlemah harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper