Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan akhir pekan seiring dengan sentimen proyeksi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif.
Pada perdagangan Jumat (10/6/2022) pukul 14.29 WIB, IHSG turun 1,76 persen atau 126,64 poin menjadi 7.056,18. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.054,85-7.160,11.
Sejumlah saham big cap dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni BBCA, BBRI, GOTO, TLKM, kompak melemah masing-masing 2 persen, 2,45 persen, 1,56 persen, dan 0,49 persen.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas Pratama menyampaikan IHSG terimbas sentimen negatif perihal kenaikan suku bunga The Fed yang lebih hawkish.
Bank Sentral Eropa (ECB) kemarin akan mengakhiri quantitative easing pada 1 Juli dan menaikkan suku bunga 25 bps akhir Juli, setelah 10 tahun menetapkan suku bunga rendah. ECB juga berpeluang lebih agresif pada September mendatang.
Sementara itu, growth stock kapitalisasi besar kembali tekan bursa Wall Street, dengan Nasdaq turun hingga 2,75 persen. Investor menantikan respons The Fed, seiring dengan data inflasi (CPI) AS pada Mei yang diproyeksikan 8,3 persen YoY, atau sangat jauh dari target 2 persen.
Baca Juga
"Hal ini berpotensi membuat the Fed lebih hawkish pada September, setelah FFR Juni dan Juli yang diproyeksikan naik masing-masing 50 bps. Sentimen negatif sinyal kenaikan suku bunga ECB, dan proyeksi inflasi tinggi AS, membuat IHSG bergerak menurun," paparnya dalam publikasi riset.