Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Terdorong Pelemahan Dolar AS

Melemahnya dolar AS membuka peluang peningkatan permintaan emas sehingga turut mengerek harga emas.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -  Harga emas naik pada akhir perdagangan Kamis (2/6/2022) atau Jumat pagi WIB seiring dengan melemahnya dolar AS.

Mengutip Antara, dolar AS tertekan karena membaiknya sentimen risiko di pasar mendorong permintaan terhadap mata uang berisiko dan menekan greenback lebih rendah.

Harga emas kontrak Agustus 2022 di Comex New York Exchange melonjak US$22,7 atau 1,23 persen menjadi ditutup pada US$1.871,4 per ounce, memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, melemah 0,8 persen pada 101,78, dengan kecepatan untuk menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/6/2022) bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 11.000 menjadi 200.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 28 Mei, lebih rendah dari perkiraan ekonom dan mencerminkan rekor PHK terendah serta pasar tenaga kerja terkuat dalam beberapa dekade.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang manufaktur naik 0,3 persen pada April, turun dari kenaikan 1,8 persen yang tercatat pada Maret dan lebih rendah dari perkiraan para ekonom sebesar 0,6 persen.

Dalam pidatonya di Philadelphia Council for Business Economics pada Kamis (2/6/2022), Loretta Mester, presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, mengatakan Federal Reserve harus menunjukkan "kekuatan" dalam pertempurannya untuk mengendalikan inflasi, dan itu bisa berarti laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada September "jika inflasi gagal menjadi moderat".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper