Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan fluktuatif masih membayangi prospek instrumen reksa dana sepanjang Juni 2022 meskipun laju IHSG diprediksi positif.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga menjelaskan, pergerakan pasar reksa dana sepanjang Mei lalu ditandai dengan tingkat volatilitas tinggi di pasar saham. Meskipun begitu, pasar saham berhasil rebound cukup besar pada akhir bulan.
“Rebound agresif ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Mei 2022 hanya turun sekitar 2 persen,” katanya saat dihubungi, Rabu (1/6/2022)
Antony memaparkan, prospek kinerja reksa dana pada Juni 2022 salah satunya akan dipengaruhi oleh angka inflasi AS dan sikap the Fed terkait kebijakan moneternya.
Menurutnya, jika angka inflasi di AS tidak menunjukkan pelandaian dan reaksi the Fed di luar perkiraan ekspektasi pasar, maka kondisi pasar akan kembali bergejolak. Akibatnya, baik reksa dana berbasis saham maupun obligasi kemungkinan masih akan bergerak volatil sepanjang Juni 2022
Sementara itu, dari dalam negeri angka inflasi di Indonesia juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. Ia menuturkan, pergerakan inflasi Indonesia nantinya akan menentukan sikap Bank Indonesia (BI) pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
Baca Juga
Adapun, di sisa tahun 2022, Trimegah AM memproyeksikan reksa dana saham memiliki kinerja terbaik dibandingkan reksa dana jenis lainnya. Hal ini seiring dengan sejumlah sentimen positif yang akan menopang kinerja pasar saham.
Antony memaparkan, harga komoditas yang tetap tinggi terus memberikan multiplier effect positif untuk perekonomian Indonesia selama 6 - 9 bulan ke depan. Selain itu, ekonomi yang terus pulih paska pandemi Covid-19 momentumnya akan sulit dihentikan kecuali dengan adanya varian baru yang berbahaya.
“Kondisi fundamental positif seperti ini adalah lahan yang sangat sehat untuk IHSG menuju new high di kisaran 7.800 pada tahun ini,” jelasnya.