Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Mulai Turun, Bagaimana Nasib Obligasi Korporasi?

Tren kenaikan suku bunga global dan mulai melandainya imbal hasil SUN Indonesia merupakan kesempatan bagi para investor untuk memperoleh obligasi korporasi yang lebih baik.
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar obligasi korporasi diyakini akan kembali semarak seiring dengan tren kenaikan suku bunga global dan menguatnya imbal hasil Surat Utang negara (SUN) Indonesia.

Berdasarkan data dari World Government Bonds, tingkat imbal hasil (yield) SUN Indonesia seri acuan 10 tahun pada Senin (30/5/2022) terpantau pada level 7,132 persen. Selama sepekan ke belakang, imbal hasil SUN Indonesia tercatat menguat 16,7 basis poin.

Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra menyebutkan, tren kenaikan suku bunga global dan mulai melandainya imbal hasil SUN Indonesia merupakan kesempatan bagi para investor untuk memperoleh obligasi di Indonesia dengan imbal hasil yang baik.

Hal ini karena Indonesia cenderung diuntungkan dengan pemulihan ekonomi global yang didukung oleh peningkatan harga komoditas dunia. Perkembangan ini akan membuat neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia cenderung surplus dibanding negara lainnya.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global akibat risiko covid-19 yang mulai masuk ke endemi, Susanto melihat perusahaan-perusahaan akan mulai kembali melakukan aktivitas operasional dan investasinya. Hal ini akan berimbas pada meningkatknya pasokan terhadap obligasi korporasi di pasar.

“Sementara, dari sisi investor tentunya seiring dengan peningkatan suku bunga global, imbal hasil yang ditawarkan juga akan semakin menarik sehingga kondisi pasokan dan permintaan dapat berimbang,” paparnya.

Ia melanjutkan, beberapa sentimen yang akan diperhatikan investor pada pasar obligasi adalah pertumbuhan inflasi global, risiko geopolitik dan risiko kredit apabila perusahaan menghadapi masalah refinancing.

Tren peningkatan suku bunga global akan cenderung meningkatkan permintaan terhadap obligasi korporasi, terutama yang memiliki tenor pendek. Meski demikian, pemilihan obligasi korporasi juga perlu dibarengi dengan analisa terhadap emiten-emiten tersebut.

“Perusahaan yang memiliki fundamental yang baik cenderung akan lebih ramai diminati para investor,” katanya

Susanto menyarankan investor untuk memperhatikan peringkat utang yang dimiliki oleh emiten. Menurutnya, di tengah kenaikan suku bunga, investor sebaiknya memilih emiten obligor yang memiliki rating dalam kisaran investment grade.

“Karena biaya penerbitan (cost of fund) yang akan meningkat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan emiten lainnya. Terlebih, apabila rasio hutang di emiten tersebut juga cukup tinggi,” tutupnya.

Secara terpisah, Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula melihat minat investor atas pasar obligasi korporasi masih cukup baik.

Menurutnya, investor saat ini masih mengincar yield yang atraktif seiring dengan suku bunga yang masih rendah. Obligasi korporasi saat ini menawarkan selisih yield yang menarik dibanding produk perbankan dan obligasi pemerintah.

Prospek daya tarik obligasi korporasi sepanjang tahun ini turut ditopang oleh tren pemulihan ekonomi dari pandemo virus corona. Ezra mengatakan, pemulihan ini menyebabkan naiknya kebutuhan perusahaan untuk menggalang dana.

"Sehingga, emisi obligasi korporasi ke depannya masih akan meningkat seiring dengan membaiknya fundamental perusahaan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper