Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada paruh kedua 2025 dinilai cukup prospektif. Katalis positif seperti kepastian kesepakatan dagang AS–Indonesia menjadi salah satu pendorongnya.
Head of Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menerangkan, sejumlah sentimen seperti pemberlakuan tarif AS atau perang di Timur Tengah sempat memicu tekanan di pasar obligasi beberapa waktu belakangan.
Meskipun begitu, di tengah tantangan tersebut, kondisi pasar obligasi pemerintah justru dinilai memiliki daya tahan yang cukup baik. Hal itu disebut menjadi salah satu katalis yang membuat pemulihan di pasar obligasi dalam negeri cenderung cepat.
“Dan sekarang kan 85% utang pemerintah dipegang domestik. Terutama perbankan yang memang mendominasi secara persentase,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/8/2025).
Adapun berdasarkan data OJK, sejak awal tahun, tercatat dana asing atau investor non-resident di pasar SBN mengakumulasi net buy sebesar Rp55,32 triliun. Sedangkan di pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp320 miliar sepanjang Juli 2025. Meskipun, sepanjang 2025, tercatat net sell Rp1,08 triliun.
Kini, selepas terjadi kepastian dagang antara Indonesia dan AS, Ramdhan menilai, hal itu justru menjadi katalis positif bagi kinerja pasar SBN ke depannya. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga juga menjadi katalis lainnya dari pasar SBN dalam negeri.
Baca Juga
Di tengah serangkaian katalis positif di pasar SBN dalam negeri, Ramdhan menilai, hal itu mampu menarik kembali kehadiran investor asing ke pasar SBN. Hal ini disebut mampu memberikan likuiditas yang lebih baik bagi pasar SBN.
“Peluang dana asing masuk ke pasar SBN masih cukup besar walaupun bertahap,” katanya.
Ramdhan memprediksi, di tengah katalis positif terhadap pasar SBN Tanah Air, yield rata-rata SBN masih memungkinkan untuk menyentuh level 6,3 untuk SBN bertenor 10 tahun.
Berdasarkan data OJK, indeks obligasi komposit Indonesia (ICBI) menguat 1,17% secara bulanan (month to date/mtd) ke level 418,84 pada 31 Juli 2025. ICBI juga telah di zona hijau, naik 6,67% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Adapun, imbal hasil atau yield SBN rata-rata turun 10,82 basis poin secara bulanan pada Juli 2025. Kemudian, sepanjang 2025, yield SBN telah turun 41,1 basis poin.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual obligasi. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.