Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen pembagian dividen tiga BUMN tambang, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Timah Tbk. (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), tidak berlanjut hari ini. Ketiga saham kompak melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, saham ANTM ditutup melemah 3,11 persen atau 80 poin ke level Rp2.490 per saham. Adapun TINS ditutup turun 1,94 persen atau 35 poin ke level Rp1.770 per saham dan PTBA turun tipis 0,23 persen ke Rp4.390.
Ketiga emiten merupakan anggota holding BUMN di bawah MIND ID. Sebelumnya, ketiganya memutuskan pembagian dividen senilai total Rp9,3 triliun dalam RUPST yang diselenggarakan serentak kemarin, Selasa (24/5).
RUPS Antam menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Tahun Buku 2021 yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Perseroan, yaitu dividen sebesar 50 persen atau Rp930.871.496.771 dan sisanya sebesar 50 persen atau Rp930.871.496.771 dicatat sebagai saldo laba.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari dividen tahun lalu yang dibagikan sebanyak Rp402,27 miliar atau 35 persen dari laba bersih tahun buku 2020.
"Antam memutuskan pembagian dividen Rp930,87 miliar," papar manajemen dalam keterangannya.
Baca Juga
Sementara itu, RUPS PTBA memutuskan untuk membagikan seluruh laba yang diperoleh sepanjang 2021 menjadi dividen.
PTBA sepanjang 2021 mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,91 triliun, atau naik 231 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 triliun.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan pembagian dividen 100 persen karena melihat cashflow yang ada di PTBA relatif cukup besar sampai akhir tahun kemarin, sekitar Rp13 triliun.
PTBA merupakan salah satu BUMN yang loyal membagikan dividen ke pemegang sahamnya. Pada awal April 2021, PTBA menggelar RUPST dan memutuskan membagikan dividen sebesar Rp835 miliar atau 35 persen dari total laba bersih pada tahun buku 2020 sebesar Rp2,4 triliun.
Sementara itu, Timah mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp1,3 triliun pada 2021, membalikkan posisi rugi bersih Rp340,59 miliar pada 2020. Hal itu memunculkan harapan adanya dividen.