Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mengalokasikan belanja modal atau capex sekitar Rp2,5 triliun untuk 2022. Nilai ini turun dibandingkan dengan alokasi 2021 sebesar Rp3,1 triliun.
Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendy memaparkan sebagian besar capex akan digunakan untuk peningkatan kapasitas segmen bisnis pengolahan produk unggas. Nilai belanja modal yang dialokasikan mencapai Rp1,25 triliun atau 50 persen dari total anggaran yang disiapkan.
“Kenapa kami alokasikan 50 persen untuk food, karena kapasitas feedmill maupun peternakan perunggasan masih aman. Yang harus kami kejar sekarang adalah kapasitas pemotongan ayam dan pemrosesan produk olahan siap saji,” kata Thomas dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, Senin (23/5/2022).
Dia mengatakan perusahaan telah fokus meningkatkan kapasitas produksi di sisi hilir sejak 2021 dengan menambah investasi rumah potong hewan unggas (RPHU) dan memperluas kanal pemasaran produk melalui gerai ritel dan kemitraan.
Total RPHU baru yang dibangun Charoen Pokphand Indonesia sejak 2021 mencapai 11 unit di mana 7 di antaranya ditargetkan rampung pada Juli 2022.
Salah satu unit RPHU, lanjutnya, memiliki kapasitas besar dengan kemampuan potong mencapai 6.000 ekor per jam, sementatra 2 unit lainnya memiliki kapasitas 4.000 ekor per jam. Perusahaan juga mendirikan 4 unit RPHU berkapasitas 2.000 ekor per jam yang tersebar di wilayah timur Indonesia.
Baca Juga
CPIN menargetkan segmen food dapat tumbuh 20 persen pada tahun ini. Pada 2021, penjualan produk unggas CPIN naik signifikan dari Rp5,60 triliun pada 2020 menjadi Rp6,93 triliun.
“Food akan jadi ujung tombak dan cara kami mewujudkannya adalah dengan mendirikan outlet ritel. Kami sekarang memiliki outlet untuk penjualan ritel melalui Prima dan Freshmart. Kami juga punya outlet menengah dan kecil, serta gencar melakukan kerja sama dengan mitra. Tujuan kami adalah mendekatkan diri dengan konsumen,” jelasnya.
Sementara itu, segmen bisnis pakan ternak dan peternakan unggas masing-masing memperoleh alokasi sebesar 30 persen dan 20 persen dari total capex yang disiapkan. Thomas mengatakan sebagian besar belanja modal untuk segmen pakan dan peternakan bersifat perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi alat produksi tetap prima.
Lebih lanjut, Thomas menjelaskan perusahaan berusaha menggunakan dana internal untuk belanja modal. Sebagaimana diketahui, laba bersih yang diperoleh perusahaan mencapai Rp3,61 triliun sepanjang 2021.
“Kami punya keuntungan Rp3,6 triliun dan di samping itu kami ada depresiasi dan amortisasi sehingga dana Ebitda kami di atas sekitar Rp4,5 triliun sampai Rp5 triliun. Kami tetap berusaha menggunakan sumber dana internal perusahaan [untuk capex],” katanya.