Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kokoh, Sinyal Pemulihan Reksa Dana Pendapatan Tetap

Kinerja reksa dana pendapatan tetap dapat membaik sepanjang tahun 2022 ditopang kondisi makro ekonomi Indonesia yang relatif stabil.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana pendapatan tetap diyakini masih mampu pulih pada tahun ini seiring dengan kondisi makroekonomi Indonesia yang resilien di tengah tekanan pasar.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula memaparkan, pelemahan kinerja reksa dana pendapatan tetap terjadi seiring dengan tekanan sentimen global.

Ia menuturkan, kenaikan Fed rate yang agresif mengakibatkan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury melampaui 3 persen. Hal tersebut berimbas pada performa pasar obligasi dan reksa dana pendapatan tetap.

“Hal ini tercermin dari naiknya yield SUN Indonesia seri 10 tahun mendekati 7,5 persen,” katanya saat dihubungi pekan ini.

Meski tengah tertekan, Ezra meyakini kinerja reksa dana pendapatan tetap dapat membaik sepanjang tahun 2022. Hal tersebut menurutnya ditopang oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang relatif stabil di tengah tekanan yang terjadi.

Selain itu, tingkat inflasi Indonesia juga masih terjaga di kisaran yang diproyeksikan pemerintah. Sentimen ini juga ditambah oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tidak menaikkan suku bunga acuan secara agresif.

“Dari sisi fundamental sendiri yield obligasi sudah overdone kenaikannya dan diperkirakan akan lebih stabil. Selama tidak ada kejutan dari sisi global, yield nantinya akan menurun sehingga menopang reksa dana pendapatan tetap,” paparnya.

Ezra melanjutkan, tekanan pada reksa dana pendapatan tetap membuat investor melakukan diversifikasi antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Ia mengatakan, di MAMI investor cenderung lebih banyak pada reksa dana berbasis SBN.

“Tetapi minat di produk berbasis obligasi korporasi juga naik karena dapat memberikan imbal hasil yang menarik,” tambahnya.

Guna menjaga kinerja produk, Ezra mengatakan MAMI tetap menjalankan strategi aktif dalam mengelola portofolio. Ia mengatakan, dalam meracik produk reksa dana pendapatan tetap, MAMI mencari tenor dan seri obligasi yang undervalue.

“Kami juga mengalokasikan di obligasi korporasi berkualitas tinggi untuk dapat memberikan kinerja optimal untuk investor,” pungkasnya.

Sebelumnya, laporan dari Infovesta Utama mencatat, secara year to date (ytd), reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return negatif sebesar 2,65 persen.

Sementara, pada periode 28 April – 13 Mei lalu, reksa dana pendapatan tetap terpantau melemah 1,68 persen.

Riset tersebut menjelaskan, pelemahan kinerja reksa dana pendapatan tetap terjadi seiring dengan tertekannya pasar obligasi. Salah satu sentimen yang menekan pasar obligasi adalah kenaikan suku bunga the Fed seiring dengan masih tingginya tekanan inflasi.

Selain itu, kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang belum mereda dan naiknya US yield treasury menjadi katalis negatif bagi pasar obligasi Indonesia.

Infovesta menyebutkan, pelemahan harga obligasi akan terus berlanjut setidaknya hingga akhir semester I/2022.

“Oleh karena itu, kami menyarankan sebaiknya para pelaku pasar untuk sementara menghindari investasi pada instrument ini sampai yield memasuki entry point yang atraktif menyentuh 7 persen,” demikian kutipan laporan tersebut.

Kinerja reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap diprediksi masih akan menunjukkan kecendrungan menurun sejalan dengan sentimen negatif yang mempengaruhi pasar saham maupun obligasi.

“Kami memperkirakan tekanan ini akan terus berlanjut hingga kuartal II/2022,” lanjutnya.

Di tengah kondisi pelemahan, Infovesta menyebutkan, para pelaku pasar dapat mengalihkan investasinya ke reksa dana pasar uang yang lebih stabil ditengah fluktuasi pasar akibat isu kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper