Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang milik taipan Dato' Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan entitas anak peningkatan kinerja pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Maret 2021, emiten bersandi saham BYAN ini mencatatkan pendapatan sebesar US$783,8 juta, dari tahun sebelumnya hanya US$501 juta.
Selanjutnya, Bayan Resources mencetak laba kotor senilai US$541,8 juta, lebih rendah tinggi dari tahun sebelumnya US$283,1 juta. Dengan kinerja sepanjang kuartal I/2021, BYAN mencatatkan laba bersih senilai US$380,2 juta, naik dari tahun sebelumnya yang mencetak laba US$117,3 juta.
BYAN mencetak kinerja positif meskipun produksi batu haranya pada tiga bulan pertama tahun ini hanya 6,9 juta ton, turun dari tahun sebelumnya mencapai 9 juta ton.
"Average Selling Price [ASP] pada kuartal I/2022 mencapai US$101/MT, nilai ini jauh lebih tinggi dari kuartal IV/2021 karena harga pasar tetap kuat," terang perseroan melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (22/5/2022).
Wood Mackenzie memproyeksikan per Maret 2022 bahwa harga pasaran batu bara tetap kuat dengan rata-rata sekitar US$205,5 per ton sepanjang 2022.
Baca Juga
Adapun, penjualan batu bara BYAN juga turun menjadi sebanyak 7,8 juta ton pada kuartal pertama tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 10,6 juta ton.
"Level volume penjualan Bayan akan tetap sama sampai ada Haul Road batu bara ke Sungai Mahakam yang baru akan selesai pada 2023," jelas perseroan.
Dengan demikian, Bayan Resources mampu melakukan ekspansi produksi di Tabang dan meningkatkan produksi sampai 60 juta ton per tahun.