Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Royal Dividen US$1 Miliar atau Rp14,5 Triliun, Intip Kinerja Bayan Resources BYAN

Emiten pertambangan batu bara milik taipan Dato Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menyetujui pembagian dividen tunai US$1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun (estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS).
Aktivitas di pelabuhan PT Bayan Resources Tbk. Istimewa
Aktivitas di pelabuhan PT Bayan Resources Tbk. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara milik taipan Dato Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) bakal membagikan dividen jumbo setelah mencatatkan kinerja cemerlang pada 2021.

Rapat umum pemegang saham (RUPS) Bayan Resources menyetujui pembagian dividen tunai US$1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun dengan estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS. Sebagai perbandingan, dividen BYAN melampaui PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), yang membagikan dividen US$650 juta dari tahun buku 2021.

Dalam berita acara RUPS pada 18 Mei 2022, Bayan Resources menyetujui pembagian dividen US$1 miliar atau setara dengan US$0,3 per saham. Jika dirupiahkan dengan estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS, total dividen Rp14,5 triliun atau Rp4.350 per saham.

Pemegang saham Bayan Resources juga menyetujui memasukkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke dalam pos pencatatan laba ditahan yang tidak dicadangkan sebesar US$1,21 miliar.

"Menyetuju pembagian dividen tunai US$1.000.000.050 yang berasal dari laba ditahan yang tidak dicadangkan perseroan sampai akhir 2021," papar berita acara RUPS Bayan Resources.

BYAN dan entitas anak mencatat pertumbuhan kinerja sepanjang 2021 yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Desember 2022, emiten bersandi saham BYAN ini mencatatkan pendapatan sebesar US$2,85 miliar, bertumbuh hingga sekitar 51,08 persen dari tahun sebelumnya senilai US$1,39 miliar.

Selanjutnya, Bayan Resources mencetak laba kotor senilai US$1,90 miliar, naik 75,69 persen dari tahun sebelumnya US$462,86 juta. Dengan kinerja sepanjang 2021, BYAN mencetak laba bersih senilai US$1,21 miliar, melesat 72,93 persen dari US$328,73 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Manajemen BYAN menyebutkan pencapaian finansial selama 2021 merupakan pencapaian terbaik yang pernah ada dari Bayan Group dan menjadi acuan untuk tahun-tahun mendatang.

Batu bara yang di produksi oleh Bayan Group merupakan batubara ramah lingkungan yang dikelola secara terintegrasi, mulai dari rencana tambang hingga pengiriman batu bara kepada pelanggan.

"Pengendalian kualitas batu bara, mekanisme produksi yang efektif dan efisien, dan fokus pada kebutuhan para pelanggan merupakan strategi keunggulan Bayan Group untuk meningkatkan kinerja," tulis manajemen BYAN dalam laporan tahunan, Jumat (29/4/2022).

Selain itu, jasa penambangan yang terintegrasi secara vertikal, dengan desain yang berorientasi tujuan dan penanganan batu bara serta dukungan infrastruktur pemuatan batu bara dan dukungan logistik yang dimiliki dan diopersikan sendiri, juga telah memberikan sinergi dan manfaat yang memungkinkan Bayan Group berkembang lebih cepat, sehingga meningkatkan nilai pemegang saham.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Maret 2022, emiten bersandi saham BYAN ini mencatatkan pendapatan sebesar US$783,83 juta atau setara Rp11,35 triliun (kurs Rp14.480 per dolar AS), bertumbuh hingga sekitar 36,07 persen dari tahun sebelumnya senilai US$501,03 atau Rp7,26 triliun.

Selanjutnya, Bayan Resources mencatat peningkatan beban pokok pendapatan dari US$217,98 juta pada kuartal I/2021 menjadi US242,05 juta pada US$2022. Namun, BYAN masih mampu mencetak laba kotor senilai US$541,77 juta, naik 14,56 persen dari tahun sebelumnya US$462,86 juta. 

Dengan kinerja sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Bayan Resources mencetak laba bersih senilai US$368,56 juta atau Rp5,34 triliun pada kuartal I/2022, melesat 122,4 persen dari US$165,86 juta atau Rp2,40 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, total aset perusahaan mengalami kenaikan dari US$2,43 miliar pada kuartal pertama 2021 menjadi US$2,93 miliar pada kuartal pertana 2022.

Sementara itu, total liabilitas juga mengalami kenaikan ke US$525,33 juta pada kuartal pertama 2022, dari tahun sebelumnya US$452,98 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper