Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengalami penguatan signifikan 2 hari terakhir, IHSG mendadak anjlok kembali pada pagi ini, Kamis (19/5/2022). Hal itu disebabkan aksi profit taking investor menyusul pelemahan bursa global.
Pukul 09.24 WIB, IHSG turun 1,07 persen atau 72,7 poin menjadi 6.720,71. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.620,68-6.727,29.
Sejumlah 344 saham melemah, 110 saham naik, dan 161 saham stagnan. Investor asing mencatatkan net sell Rp117,23 miliar. Saham bank BBCA, BBRI, ARTO menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell masing-masing Rp42,1 miliar, Rp41,1 miliar, dan Rp20,4 miliar.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyampaikan setelah selama 2 hari IHSG menikmati penguatan sebesar 195,42 poin atau 2,94 persen, maka bersiap dihari Kamis ini, IHSG berpotensi tertekan aksi jual.
"Hal itu menyusul kejatuhan super tajam Indeks DJIA sebesar -1164 poin atau -3,57 persen, kejatuhan terbesar perhari sejak Juni 2020 akibat kekhawatiran naiknya inflasi yang akan memakan laba perusahaan dan menurunkan permintaan konsumen," paparnya, Kamis (19/5/2022).
Tekanan jual terhadap IHSG juga datang dari jatuhnya EIDO sebesar -1,36 persen, dan perkiraan anjloknya nilai tukar rupiah ke level Rp14.750-an per dolar AS, menyusul naiknya dolar AS. Hari ini, Edwin memprediksi IHSG bergerak di rentang 6.687 - 6.825.
Baca Juga
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal IHSG berpeluang profit taking, selama di bawah 6.816 dan candle three white soldier.
“Trend bearish selama di bawah 6.902, berpeluang rawan profit taking, meski masih bertahan di atas 200 day MA (6.596). Indikator MACD Bearish, Stochastic Golden Cross & dominan sell power. Selama di bawah 6.902, berpeluang menuju 6.584 DONE/6.477/6.279,” ujar Andri dalam risetnya, Kamis (19/5/2022).
Adapun level resistance pada perdagangan hari ini berada di level 6.816/6.886/6.909/6.986, sedangkan level support berada di 6.744/6.672/6.629/6.512, dengan perkiraan range 6.600 - 6.880.
Selain itu, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra menyampaikan, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah signifikan 3,57 persen, S&P 500 terkoreksi tajam 4,04 persen, bahkan indeks Nasdaq Composite mencatat penurunan yang lebih dalam sebesar 4,73 persen.
“Penurunan tajam tersebut akibat sentiment negatif dari laporan kinerja beberapa retailer utama yang mengecewakan. Inflasi memberikan tekanan terhadap kinerja perusahaan,” jelas Maxi.