Bisnis.com, JAKARTA - PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA) mencetak laba komprehensif sebesar Rp19,75 miliar tumbuh 547 persen jika dibandingkan 2020 yang hanya mencatat pembukuan laba komprehensif sebesar Rp3,05 miliar.
Direktur Utama Semacom Integrated Rudi Hartono Intan menagtakan angka penjualan pada 2021 juga tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp82,89 miliar pada 2020 menjadi Rp198,21 miliar. Kemudian untuk aset perusahaan juga tumbuh 35 persen year on year (yoy) menjadi Rp190,07 miliar dari sebelumnya Rp141,03 miliar.
"Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kas & bank perseroan akibat meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan atas penjualan produk perseroan. Juga dipicu oleh meningkatnya piutang usaha perseroan," ujar Rudi dalam keterangan resminya, Selasa (18/05/2022).
Menurutnya aset yang meningkat itu ditopang oleh kinerja liabilitas dan ekuitas perseroan yang terjaga dengan baik selama periode tahun 2021. Tercatat liabilitas jangka pendek perseroan sebesar Rp94,73 miliar atau mengalami kenaikan sebesar Rp33,18 miliar setara kenaikan 54 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp61,54 miliar.
Sementara untuk liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp17,90 miliar atau tumbuh negatif 18 persen dari tahun 2020 yang hanya Rp21,80 miliar. Sementara untuk ekuitas perusahaan menjadi Rp77,44 miliar dari sebelumnya Rp57,68 miliar. Ekuitas perusahaan ini tumbuh 34,25 persen year on year.
"Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya modal perseroan dari kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham. Juga disebabkan oleh meningkatnya laba neto tahun berjalan," ulasnya.
Baca Juga
Sebelumnya disampaikan bahwa kinerja positif perseroan ini salah satunya ditopang oleh hasil kerjasama antara SEMA dengan PT Fiberhome Technologies Indonesia terkait dengan pembangunan dan pembuatan baterai lithium.
Meski kerjasama ini baru dijalankan namun sudah memberikan kontribusi terhadap total pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp15 miliar. Meski relatif masih kecil, namun kedepan Rudi optimis bahwa permintaan produk baterai khususnya untuk data center akan terus meningkat seiring dengan semakin ekspansifnya industri telekomunikasi di Indonesia.
“Perseroan berencana melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pasar baru sebagai pendukung industri energi terbarukan. Perseroan membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan data center perusahaan telekomunikasi dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum),” pungkas Rudi.
Sebagai informasi FiberHome adalah produsen baterai listrik terkemuka untuk mendukung berkembangnya industri energi terbarukan di Indonesia. Adapun kontrak kerjasama dengan Fiberhome ditaken pada 19 April 2021 dan akan berlangsung hingga 19 April 2024.