Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menegaskan kembali investasi anak usahanya, yakni PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GoTo) tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek capital gain/loss.
Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan terkait investasi Telkomsel di Gojek, pihaknya menilai valuasi perusahaan bisa naik dan turun itu sesuai dengan kondisi capital market.
“Seperti misalnya tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi GoTo sebesar Rp2,5 triliun. Namun investasi Telkomsel di GoTo tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek capital gain/loss, melainkan aspek yang lebih besar dan luas lagi yaitu sinergi upaya membangun ekosistem digital,” jelasnya kepada Bisnis, Sabtu (14/5/2022).
Menurut Reza, kolaborasi yang Grup Telkom ciptakan bersama GoTo bersifat strategis. Saat ini hasil kerja sama telah menghadirkan program khusus untuk Mitra Gojek, seperti easy onboarding merchant Mitra Gojek menjadi reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamaman seperti number masking.
Dia menilai, merger Gojek-Tokopedia semakin memperkuat investasi Telkomsel di Gojek untuk menjadi solusi digital yang lengkap dengan nilai sinergi value yang cukup tinggi.
Misalnya, Telkomsel memberikan solusi kepada pengemudi dan merchant Gojek untuk meningkatkan engagement melalui penggunaan layanan digital connectivity dan platform advertising Telkomsel.
Baca Juga
“Dengan adanya program sinergi ini, kami berharap akan tercipta nilai tambah yang berkelanjutan baik bagi Telkom, GoTo dan Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Reza menambahkan, kinerja keuangan dan operasional Telkom pada kuartal pertama tahun ini cukup baik, yang tercermin dari ulasan para analis pasar modal yang positif.
Ke depan, Telkom percaya hasil ini semakin baik terutama dengan transformasi yang dilakukan Telkom yaitu strategi 5 bold moves.
Strategi Telkom ini fokus pada penciptaan mesin pertumbuhan baru termasuk pada segmen non-mobile seperti IPO Mitratel, pengembangan data center dan cloud business, B2B IT service, inisiatif fixed mobile convergence dan pengembangan DigiCo digital service secara selektif.